Apa Dampak Perang Rusia-Ukraina di Afrika?
Kenaikan harga gandum akan mencekik Afrika
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Serangan Rusia ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) telah mengejutkan dunia. Banyak pemimpin negara-negara yang mengecam serangan tersebut. Kini pasukan Rusia disebut telah mulai mendekati ibu kota Ukraina, Kiev.
Di Afrika, serangan Rusia ke Ukraina diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif. Namun secara luas, sebagian besar negara-negara di Afrika cenderung diam. Hanya ada beberapa negara Afrika yang secara vokal berteriak tentang konflik tersebut.
Negara Afrika mana saja yang bersuara keras dalam konflik Rusia-Ukraina dan apa dampak perang Rusia-Ukraina bagi Afrika? Berikut penjelasannya!
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina, Ini Kontribusi Mereka terhadap Ekspor Dunia
Baca Juga: Google Blokir Media Rusia Menghasilkan Uang dari Iklan
1. Kenya, Ghana, Gabon dan Afrika Selatan bersuara atas konflik Rusia-Ukraina
Dibandingkan negara-negara Barat, negara-negara Afrika lebih cenderung tenang dalam menyikapi serangan Rusia ke Ukraina. Hal itu kemungkinan karena tidak ada dampak langsung terhadap ancaman keamanan negara-negara Afrika.
Tapi empat negara di Afrika, yakni Kenya, Ghana, Gabon dan Afrika Selatan memiliki suara keras dalam konflik di Eropa Timur itu. Suara dari Martin Kimani, Duta Besar Kenya untuk PBB tercatat paling menarik perhatian.
Menurut Wilson Center, Kimani menggambarkan situasi Ukraina dengan pengalaman Afrika dari ekspansi negara luar. Dia mengecam dan menyampaikan kritik keras kepada Rusia yang telah melakukan serangan ke Ukraina dalam sebuah pidato di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Bagi Kimani, ekspasionisme dengan kekuatan tidak dapat diterima. Dia meminta semua negara anggota PBB bersatu mendukung untuk menemukan resolusi damai krisis Rusia-Ukraina.
Ghana dan Gabon menggemakan suara Kenya. Mereka berdua menyatakan mendukung kedaulatan Ukraina dan mengungkapkan keprihatinan atas peningkatan eskalasi militer di wilayah tersebut.
Afrika Selatan terlihat lebih kalem. Dia tidak menyalahkan Rusia atau Ukraina tapi menyerukan "pembicaraan inklusif yang dipimpin oleh DK PBB." Meski begitu, Afrika Selatan juga meminta Rusia untuk menarik pasukannya dari Ukraina.
Dilansir Quartz Africa, ketua Uni Afrika (UA) Macky Sall dan ketua Komisi UA Moussa Faki dalam sebuah pernyataan pada 24 Februari meminta Ukraina-Rusia melakukan gencatan senjata dan negosiasi politik terbuka untuk menghindarkan dunia dari perang.
Dampak langsung konflik Rusia-Ukraina dirasakan oleh sekitar 4.000 mahasiswa Nigeria yang terjebak di Ukraina karena wilayah udara ditutup dan tidak ada pesawat yang terbang. Maroko memiliki sekitar 8.000 mahasiswa dan Mesir memiliki sekitar 3.500 mahasiswa, yang juga terjebak di Ukraina akibat serangan Rusia.
Baca Juga: Rudal Rusia Hantam Pipa Gas dan Kilang Minyak Ukraina
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.