TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Arab Saudi Borong Drone Tempur Akinci Buatan Turki

Saudi-Turki sepakati kerja sama transfer teknologi tinggi

ilustrasi (youtube.com/Baykar Technologies)

Jakarta, IDN Times - Kerajaan Arab Saudi memborong drone bersenjata yang diproduksi perusahaan Baykar Turki jenis Akinci. Kesepakatan itu terjadi beriringan dengan kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Riyadh.

Nilai kontrak pembelian tidak diungkapkan ke publik. Namun kepala eksekutif Baykar, Haluk Bayraktar, pada Sabtu (18/7/2023) mengatakan bahwa itu merupakan penjualan terbesar antara kedua negara dalam sejarah pertahanan Turki.

Erdogan sedang mulai turnya ke negara-negara Teluk untuk membentuk forum bisnis. Ekonomi Turki sedang bergejolak dengan inflasi yang terus meningkat. Kebijakan luar negerinya untuk memperkuat perdagangan dengan Teluk, diharap dapat menekan ketegangan ekonomi dalam negeri.

Baca Juga: Negara Populasi Muslim Besar, Indonesia-Turki Kompak Bela Palestina

1. Kesepakatan bilateral terbesar dalam sejarah pertahanan Turki

ilustrasi drone tempur Akinci (youtube.com/Baykar Tecnologies)

Ketika Presiden Erdogan bertemu dengan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) di Jeddah, terjadi penandatanganan kontrak antara Baykar dan Kementerian Pertahanan Saudi.

Dilansir Defense News, Haluk Bayraktar menolak mengomentari nilai konrak. Selain itu, dia juga menolak memberi informasi berapa jumlah unit drone tempur Akinci yang dibeli Saudi. Alasanya adalah demi preferensi pelanggan.

"Yang bisa saya katakan adalah bahwa itu merupakan kesepakatan terbesar yang ditandatangani dengan Arab Saudi dalam sejarah pertahanan Turki dalam satu kontrak," kata Bayraktar.

Drone tempur Bayraktar TB2, yang jadi andalan produk perusahaan Baykar, disebut tidak masuk bagian dari kesepakatan tersebut.

2. Memperkuat pertahanan Saudi

Kementerian Pertahanan Saudi telah mengonfirmasi kesepakatan dengan Baykar Turki.

Menteri Pertahanan Pangeran Khalid bin Salman al-Saud mengatakan, tujuan utama memperoleh drone terebut adalah meningkatkan kesiapan angkatan bersenjata dan memperkuat pertahanan serta manufaktur, katanya dikutip dari Al Jazeera.

Saudi juga menolak memberikan rincian tentang nilai kesepakatan kontrak tersebut.

Pesanan Saudi menjadikan negara tersebut sebagai operator ketiga di wilayah Teluk, setelah Qatar dan Kuwait. Kesepakatan dengan Kuwait terjadi bulan lalu dengan nilai kontrak 367 juta dolar atau sekitar Rp5,4 triliun. Drone yang dibeli Kuwait adalah Bayraktar TB2.

Baca Juga: Jepang-Arab Saudi Teken 26 Nota Kerja Sama di Sektor Energi

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya