TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Blokir Panel Surya China, Diduga Hasil Perbudakan Etnis Uighur

Target instalasi energi surya di AS jadi melambat

Ilustrasi pemasangan panel surya untuk hasilkan listrik ramah iklim. (Unsplash.com/Science in HD)

Jakarta, IDN Times - Bea Cukai Amerika Serikat (AS) menyita 1.053 komponen energi surya. Komponen tersebut kini menumpuk di pelabuhan AS karena aksi pemblokiran telah dilakukan sejak Juni 2022.

Sebabnya adalah undang-undang baru di AS yang melarang impor dari wilayah Xinjiang, China. Undang-undang tersebut didasarkan pada penilaian AS yang menganggap Beijing telah melakukan kerja paksa atau perbudakan modern di wilayah minoritas Uighur tersebut.

Baca Juga: Kanada Sebut Kehadiran China Semakin Mengganggu di Indo-Pasifik

1. Komponen berasal dari tiga perusahaan di China

ilustrasi (Unsplash.com/Sungrow EMEA)

Sejak 21 Juni 2022, Bea CUkai dan Perlindungan Perbatasan AS menyita lebih dari seribu paket pengiriman komponen energi surya dari China. 

Melansir Reuters, badan tersebut tidak memberikan rincian siapa produsen atau mengonfirmasi tentang jumlah peralatan komponen energi surya yang dikirimkan. Hal itu dikarenakan ada undang-undang yang melindungi rahasia dagang.

Namun dalam investigasi media, produk dari China yang ditahan itu termasuk panel surya dan sel polisilikon yang kemungkinan memiliki kapasitas hingga 1 gigawatt. Ini dibuat oleh tiga perusahaan China yakni Longi Green Energy Technology Co. Ltd, Trina Solar Co. Ltd dan Jinko Solar Holding Co.

2. Blokade AS berdampak pada negaranya sendiri

China telah berulang kali menyangkal tuduhan bahwa pemerintahannya menerapkan kerja paksa di Xinjiang terhadap etnis minoritas muslim Uighur. China hanya mengatakan bahwa mereka membuat kamp pengajaran keterampilan untuk memberantas kemiskinan.

Di sisi lain, AS juga sedang dalam tekanan untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan. Blokade terhadap produk China itu berdampak langsung pada AS atas niatnya memerangi perubahan iklim.

Melansir Nasdaq, instalasi pembangunan panel surya di AS disebut telah melambat sebesar 23 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Hampir 23 gigawatt proyek energi surya tertunda. Penundaan itu sebagian karena tidak mampu mendapatkan panel surya.

Li Gao, kepala kantor perubahan iklim di Kementerian Ekologi dan Lingkungan China, pada bulan lalu mengatakan beberapa negara membuat alasan menekan perusahaan pembuat panel surya China dan merusak upaya kolektif global untuk memerangi perubahan iklim.

Baca Juga: 50 Negara Desak China Terapkan Rekomendasi PBB soal Etnis Uighur

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya