TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Ekstradisi Pasangan Ayah dan Anak ke Jepang

Mereka bersekongkol dalam pelarian mantan bos Nissan 

Carlos Ghosn, mantan bos Nissan. (Twitter.com/Marcio M. Silva)

Washington DC, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat melakukan ekstradisi terhadap dua warganya ke Jepang. Dua warga tersebut adalah ayah dan anak kandung. Mereka berdua bernama Michael Taylor dan Peter Taylor.

Ayah dan anak tersebut terbukti telah melakukan persekongkolan dengan membantu Carlos Goshn, mantan kepala Nissan yang melarikan diri dari Jepang menuju Lebanon. Kantor Kejaksaan Umum Distrik Tokyo meminta kepada otoritas AS untuk menangkap dan meminta ekstradisi dua orang tersebut.

1. Mahkamah Agung AS membuka jalan bagi ekstradisi

Michael Taylor (tengah), orang yang melarikan Carlos Ghosn dari Jepang ke Lebanon. (Twitter.com/Sarwar)

Michael dan Peter Taylor ditangkap Massachusetts pada Mei tahun tahun lalu. Mereka ditangkap atas permintaan dari pihak berwenang Jepang. Keduanya telah berjuang untuk melawan upaya ekstradisinya tapi kalah.

Melansir dari laman BBC, Mahkamah Agung Amerika Serikat bulan lalu telah membuka jalan bagi ekstradisi dua warganya. Dua orang itu telah ditahan di pinggiran daerah Boston sejak Mei lalu. Keduanya kini diserahkan kepada pihak berwenang Jepang pada hari Senin (1/2).

Pasangan ayah dan anak itu dituntut oleh jaksa karena menerima uang sebesar 1,3 juta dolar AS atau setara Rp18,6 miliar dalam membantu Ghosn melarikan diri pada Desember 2019. Ghosn disembunyikan di dalam kotak musik dalam sebuah penerbangan menggunakan jet pribadi.

Baca Juga: Pengadilan Inggris Tak Jadi Ekstradisi Julian Assange ke AS

2. Perjalanan pelarian mantan bos Nissan

Ilustrasi jet pribadi. (pexels.com/Ahmed Muntasir)

Carlos Ghosn pernah memimpin perusahaan otomotif Nissan selama hampir dua dekade. Pada tahun 2018, dia ditangkap karena tuduhan pelanggaran keuangan dan tidak melaporkan paket gajinya selama setidaknya lima tahun hingga tahun 2015. Tuduhan lain juga muncul dari beberapa anak perusahaan yang mengarahkan uang untuk memperkaya pribadi.

Melansir dari laman Kyodo, pelarian Carlos Ghosn dari Jepang direncanakan secara cermat. Proses pelarian Ghosn tersebut dicurigai bermula dari sebuah hotel di Prefektur Osaka. Ghosn dilarikan dari rumahnya di pusat kota Tokyo menuju hotel. Dari Osaka, mereka membawa Ghosn dengan jet pribadi melalui bandara internasional Kansai.

Penerbangan jet pribadi dari Jepang menuju Istanbul, Turki. Lalu setelah dari Turki, mereka menggunakan pesawat yang berbeda untuk terbang menuju Lebanon.

Jepang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Lebanon. Karena itu, pihak berwenang Jepang hanya mampu berusaha menangkap mantan bos Nissan tersebut dengan cara bekerja sama dengan interpol.

Baca Juga: Menkum HAM Ekstradisi Buronan Pembobolan BNI Rp1,7 T dari Serbia

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya