TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS: Rusia Pasti akan Bergerak ke Ukraina

Rusia desak AS dan NATO tidak mengabaikan tuntutan mereka 

Presiden AS Joe Biden (Twitter.com/The White House)

Jakarta, IDN Times - Ketegangan di Eropa Timur, khususnya antara Ukraina dengan Rusia, masih belum akan mereda dengan cepat. Upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan tersebut antara Amerika Serikat (AS) dan Sekutu dengan Rusia, belum menemukan titik terang.

Dalam wawancara tentang ancaman krisis Ukraina, Presiden AS Joe Biden menduga bahwa dia yakin pasukan Rusia akan bergerak ke Ukraina. Tapi dia dan timnya telah menyusun serangkaian sanksi yang amat sangat memberatkan jika Rusia melakukan invasi.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang berkunjung ke Kiev menilai bahwa pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bisa menyerang Ukraina kapan saja. Tapi sampai saat ini, niat militer Putin masih belum jelas.

Upaya diplomasi untuk mencegah invasi Rusia ke Ukraina masih terus diupayakan. Terbaru, Rusia dan AS akan bertemu kembali di Jenewa guna pembicaraan lebih lanjut.

1. Bencana untuk Rusia

Ukraina merasa terancam dengan penumpukan pasukan Rusia dalam jumlah besar di dekat perbatasan timur negaranya. Ada sekitar 100 ribu pasukan dengan perlengkapan kerasnya.

Upaya meredakan ketegangan hubungan Ukraina-Rusia masih belum menemukan kejelasan dan saat ini, situasi di sekitar Ukraina terus meningkat. Perang bisa pecah kapan saja dan Rusia bisa melancarkan invasi skala penuh terhadap bekas negara pecahan Soviet tersebut.

Pada hari Rabu (19/1/22), Presiden Joe Biden dalam wawancara panjang berbicara tentang krisis tersebut. Dilansir The Moscow Times, Biden mengatakan "jika mereka benar-benar melakukan apa yang mampu mereka lakukan dengan kekuatan (pasukan) yang mereka kumpulkan di perbatasan, itu akan menjadi bencana bagi Rusia."

Biden dan timnya, serta negara-negara mitra AS siap untuk membebankan biaya besar dan kerugian signifikan pada ekonomi Rusia.

Dalam analisa Biden, invasi skala penuh Rusia ke Ukraina memang akan membuat Moskow dapat meraih kemenangan. Militer Ukraina tidak sebanding dengan Rusia. Tapi kehilangan nyawa pasukan Moskow akan menjadi pilihan berat bagi Vladimir Putin.

Baca Juga: Agen Intelijen Rusia Dilaporkan Tewas di Depan Kedubes Rusia, Jerman

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah melakukan kunjungan ke Kiev untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Usai pertemuan itu, Blinken berbicara kepada para wartawan.

Menurut The Guardian, Blinken mengatakan "Rusia dapat mengambil tindakan agresif lebih lanjut terhadap Ukraina kapan saja." Namun demikian, niat militer Presiden Putin masih belum jelas.

Menlu AS telah siap untuk melakukan pembicaraan diplomasi guna meredakan ketegangan itu dengan mitra Rusia di Jenewa pekan depan. Dia menjelaskan bahwa telah berusaha tanpa henti mengejar solusi damai untuk krisis tersebut.

Saat ini, ada peningkatan signifikan pasukan Rusia di sekitar Ukraina. Selain sekitar 100 ribu pasukan di dekat perbatasan timur, pasukan Rusia juga telah tiba di Belarusia, sebelah utara Ukraina.

Bagi Blinken, itu adalah pengumpulan kekuatan yang sangat signifikan dan bisa menggandakan kekuatan militer Rusia dalam waktu yang relatif singkat.

2. Niat militer Presiden Vladimir Putin masih belum jelas

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) menerima kunjungan Menlu AS Antony Blinken (kanan) (Twitter.com/ Володимир Зеленський)

Baca Juga: Amerika Serikat Incar Investasi di Sektor Infrastruktur Indonesia 

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya