Aturan COVID-19 Diperketat saat Natal, Warga Italia Marah
Infeksi dan penerimaan pasien mulai menurun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Roma, IDN Times – Gelombang kedua virus corona yang menghantam Eropa telah membuat negara-negara besar di benua tersebut kacau-balau. Laju infeksi virus corona di beberapa negara modern di benua tersebut, telah memaksa pemerintahnya melakukan penguncian nasional untuk yang kedua kalinya, seperti Prancis dan Inggris.
Di Italia, pemerintah setempat mencoba melakukan penguncian secara parsial untuk menahan laju inveksi virus corona. Akan tetapi, penurunan infeksi memang terjadi namun tidak signifikan. Kini pemerintah Italia kembali melakukan pengetatan pembatasan untuk mengekang persebaran infeksi virus corona.
Langkah yang dibuat oleh pemerintah Italia menimbulkan reaksi negatif dari warganya. Italia telah memiliki tradisi Natal yang berlangsung lama, dan pengetatan aturan seperti warga tidak boleh melakukan perjalanan selama Natal telah memicu kemarahan. Italia menjadi negara di Eropa yang membuat aturan pengetatan paling keras ketika mendekati perayaan Natal tahun ini.
1. Warga Italia menggambarkan pengetatan aturan itu sebagai “tamparan di wajah”
Italia adalah salah satu negara di Eropa yang memiliki tingkat kematian terbanyak akibat infeksi virus corona. Melansir dari data yang berhasil dikumpulkan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), angka kematian akibat infeksi virus corona di Italia mencapai 58.852 orang yang meninggal dunia. Jumlah kematian tersebut menempatkan Italia pada urutan kedua di Eropa. Urutan pertama “diraih” oleh negara Inggris yang mencatatkan kematian akibat virus corona sebanyak 60.617 orang.
Lonjakan jumlah kematian di Italia mencapai rekor, ketika mencatat ada 993 orang yang meninggal dalam satu hari. Melansir dari laman The Guardian, ketika Italia mencatatkan rekor kematian harian tertinggi tersebut, sebuah aturan yang mengatur pengetatan dan pembatasan warga untuk tidak melakukan perjalanan pada Natal, ditanda tangani pada tangga 3 Desember 2020 (4/12).
Pejabat kesehatan di negara tersebut mengatakan bahwa pembatasan dan pengetatan aturan itu sangat penting dilakukan untuk mencegah bencana wabah semakin membesar. Namun, warga masyarakat Italia memberikan respon negatif dan menganggap bahwa pembatasan dan pengetatan yang baru ditanda tangani tersebut adalah sebuah “tamparan di wajah”.
“Mendengarkan konferensi pers Conte, tidak ada kata solidaritas terhadap ribuan orang yang tidak dapat bekerja saat ini atau yang telah kehilangan pekerjaan. Dan sebagai warga negara, larangan perjalanan Natal merupakan tamparan bagi keluarga dan perasaan mereka", kata Valentina Santanicchio, seorang chef di wilayah Capitano del Popolo.
Baca Juga: Jerman dan Italia Desak Uni Eropa Tutup Wisata Ski di Eropa
Baca Juga: Anak-anak Sekolah Italia Protes Penutupan Sekolah Selama COVID-19
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.