Bangladesh: Sapi Kerdil Sebabkan Kerumunan Rawan COVID-19
Sapi kerdil itu memiliki tinggi 51 cm
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dhaka, IDN Times - Di Bangladesh saat ini, banyak orang yang menentang penguncian virus corona, yang telah dilakukan oleh pemerintah. Orang-orang yang menentang itu melakukannya hanya untuk menonton sapi kerdil di sebuah peternakan bernama Shikhor Agro dekat ibukota Dhaka.
Sapi yang jadi pusat perhatian itu memiliki tinggi 51 sentimeter dengan usia 23 bulan. Manajer peternakan yang bernama Hasan Howladar telah mendaftarkan sapi ke Guinness World of Records pada 2 Juli lalu, agar mendapatkan gelar sebagai sapi terpendek di dunia.
1. Sapi cebol di Bangladesh bernama Rani
Sapi kerdil yang jadi aktraksi tontonan terbaru di Bangladesh memiliki nama Rani. Menurut BBC, itu adalah sapi Bhutti atau sapi yang berasal dari daerah Butan. Rani tinggal di peternakan bernama Shikor Agro, di daerah Charigram, sekitar 46 kilometer barat daya dari ibukota Dhaka.
Hasan Howladar, manajer peternakan, menjelaskan "dia (sapi) tidak makan banyak. Dia makan sedikit dedak dan jerami dua kali sehari. Dia suka berkeliaran di luar dan tampak bahagia saat kami menggendongnya."
Dalam informasi yang dikisahkan oleh Howladar, dia mendapatkan sapi kerdil itu dari pertanian yang terletak di Naogaon, sekitar 230 kilometer dari barat laut ibukota Dhaka.
Keberadaan sapi kerdil bernama Rani telah menimbulkan kehebohan tersendiri di Dhaka. Lebih dari 15.000 orang dilaporkan telah mengunjungi peternakan yang memelihara Rani. Belasan ribu orang itu menentang penguncian COVID-19 nasional yang telah dilakukan oleh pemerintah Bangladesh.
Ada kekhawatiran, banjirnya kunjungan orang-orang untuk menonton, dan berfoto dengan sapi kerdil Rani menciptakan kerumunan dan menjadi pemicu tersebarnya infeksi virus corona di Bangladesh.
Sejauh ini, Bangladesh telah mencatat 989.219 kasus infeksi. Menurut data yang dihimpun Worldometers, sebanyak 15.792 orang telah meninggal dunia karena infeksi virus tersebut.
Baca Juga: Varian Baru COVID-19 Landa Bangladesh, RS Penuh
Sapi Bhutti biasanya dua kali lebih besar dari ukuran Rani. Sapi Bhutti berharga di Bangladesh karena digunakan dagingnya untuk dijual. Untuk sapi kerdil Rani, ukurannya disebutkan tidak akan bisa besar.
Menurut laman India Today, "perkawinan sedarah genetik" adalah salah sebab mengapa sapi tersebut menjadi kerdil dan tidak bisa besar, kata Sajedul Islam, kepala dokter hewan pemerintah untuk wilayah tersebut.
Namun karena hal itu, sapi kerdil Rani telah membuat rasa penasaran banyak orang sehingga memicu orang-orang berdatangan ke peternakan hanya untuk melihat atau berfoto dengannya.
Howladar sebenarnya sadar bahwa situasi infeksi virus corona di Bangladesh sedang memburuk. Dia juga khawatir bahwa kerumunan orang yang datang ke peternakannya bisa membawa penyakit.
"Kami tidak mengharapkan minat yang begitu besar. Kami tidak berpikir orang akan meninggalkan rumah mereka karena situasi virus (corona) yang memburuk. Tetapi mereka datang ke sini berbondong-bondong. Saya bilang kepada mereka bahwa mereka tidak boleh membiarkan begitu banyak orang memadati pertanian. Mereka mungkin membawa penyakit di sini yang mengancam kesehatan Rani," kata manajer peternakan tersebut.
Ketika ditanya apakah peternakan akan berniat menjualnya untuk kurban karena waktu Idul Adha sudah dekat, ia mengatakan peternakan belum punya rencana untuk berpisah dengan sapi kerdil Rani.
Baca Juga: Bangladesh Akhirnya Punya Pembaca Berita Transgender Pertama
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.