Demo Sopir Truk Korsel Sebabkan Kerugian hingga Rp18,9 Triliun
Para sopir meminta tarif pengiriman barang dinaikkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Serikat buruh yang tergabung dalam Cargo Truckers Solidarity Korea Selatan (Korsel) melakukan demonstrasi pekan lalu. Pada Sabtu (3/12/2022), mereka kembali melanjutkan protes. Mereka menuntut pemerintah menaikkan sistem tarif angkutan minimum dan menjadikannya permanen.
Ribuan demonstran meminta pemerintah memperluas kenaikan tersebut ke kargo lain seperti tanker minyak, kimia, pengangkut baja, mobil serta truk pengiriman lain. Para demonstran menuduh pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol melakukan penindasan terhadap buruh.
Baca Juga: Streamer Korsel Dilecehkan saat Ngevlog di India, Dipeluk dan Dicium
1. Industri kehilangan dari Rp18 triliun karena aksi mogok dan demonstrasi
Aksi demonstrasi pengemudi kontainer di Korsel telah dilakukan sejak 23 November. Aksi itu telah membuat kekacauan pengiriman pasokan karena mereka yang terlibat protes lebih dari 20 ribu pengemudi truk.
Pada 1 Desember, Reuters melaporkan industri Korsel kehilangan pendapatan akibat aksi tersebut sekitar 1,23 miliar dolar atau Rp18,9 triliun. Ini terutama untuk produk seperti semen, baja, otomotif dan minyak, kata Kementerian Industri.
Ada 562,6 ribu ton baja, 5.707 mobil, 259 ribu liter minyak terjebak dalam perjalanan. Perusahaan pembuat ban, Kumho Tire, bahkan memangkas 15 persen hingga 40 persen produksi karena protes pengemudi menanggu pengiriman.
Baca Juga: Tutupi Pembunuhan Militer Korut, Eks Kepala Intelijen Korsel Ditangkap
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.