TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Negara-negara Arab yang Mulai Bersatu Lagi

Saudi-Iran kembali rujuk dengan mediasi China

ilustrasi (Pexels.com/Anthony Beck)

Jakarta, IDN Times - Beberapa negara Arab yang memiliki keretakan hubungan diplomatik, tahun ini mulai membuka diri. Salah satu yang mengejutkan adalah Arab Saudi dengan Iran atas mediasi China.

Saudi dan Iran merupakan seteru lama. Kedua negara itu meski terkenal dengan negara Islam, tapi sangat bermusuhan. Ini juga terkait ideologi, di mana Saudi adalah Sunni dan Iran adalah Syiah. Tapi kini keduanya membuka diri dan membangun hubungan.

Selain itu, ada Suriah yang dikucilkan karena bertindak brutal terhadap demonstran pro-demokrasi. Negara-negara Arab yang dulu memutus hubungan dengan Damaskus, kini juga mencoba menjalin hubungan.

Berikut ini adalah fakta-fakta di mana negara-negara Arab mulai bersatu kembali.

1. China jadi penengah kembalinya hubungan Saudi-Iran

Utusan Iran, China dan Saudi saling menyatukan tangan (Twitter.com/Zhang Jun)

Timur Tengah adalah salah satu belahan bumi yang mengalami ketidakstabilan karena berbagai konflik. Selain itu, negara-negara di wilayah itu juga saling bermusuhan. Arab Saudi dan Iran adalah yang terkenal saling berseteru selama sekitar tujuh tahun.

Tapi kedua negara tersebut, tahun ini menjalin kembali hubungan sehingga mengejutkan internasional. Dilansir Associated Press, secara resmi kedua negara itu melakukan pemulihan hubungan pada 6 April 2023.

Wakil dari masing-masing negara, bertemu di China yang menengahi kesepakatan rekonsiliasi. Kedua negara menegaskan perlunya stabilitas regional dan sepakat untuk kerja sama ekonomi.

Perbaikan hubungan Saudi-Iran itu juga memberi kabar baik untuk konflik Yaman. Ini karena, baik Saudi atau Iran, disebut terlibat dalam perang proksi di negara tersebut yang membuat perdamaian sulit tercipta.

2. Suriah-Tunisia jalin hubungan usai 11 tahun putus

ilustrasi bendera Tunisia (Pixabay.com/jorono)

Perang saudara di Suriah yang meletus sejak 2011, belum juga padam sampai sekarang. Saat konflik awal itu terjadi, Presiden Suriah Bashar al-Assad dituduh melakukan tindakan brutal terhap demonstran pro-demokrasi.

Akhirnya, banyak negara Arab yang memutus hubungan diplomatik dengan negara tersebut. Salah satunya adalah Tunisia, yang mengusir duta besar Damaskus pada 2012. Sekitar 11 tahun kemudian, upaya perbaikan hubungan dilakukan.

Pada tahun 2023 ini, kedua negara itu sepakat menjalin kembali hubungan yang retak dan memperkuat kerja sama di berbagai bidang serta mengirim misi diplomatik masing-masing.

"Menanggapi prakarsa Presiden Republik Tunisia pemerintah Suriah memutuskan untuk membuka kembali kedutaan Suriah di Tunisia, dan segera menunjuk seorang duta besar,"" kata media pemerintah Damaskus dikutip Deutsche Welle.

Baca Juga: Arab Saudi Disebut Undang Suriah ke KTT Liga Arab 

3. Saudi-Suriah jajaki kembali perbaikan hubungan

ilustrasi bendera Arab Saudi (Pexels.com/Abdulla Bin Talib)

Usai secara resmi menjalin kembali hubungan dengan Iran, Saudi kini bergerak lebih jauh. Riyadh dikabarkan akan melakukan pembicaraan dengan Suriah, guna memperbaiki hubungan yang telah retak sejak 2012.

Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mikdad melakukan kunjungan ke Riyadh pada Rabu (12/4/2023). Dia datang atas undangan Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan al-Saud. Dilansir Associated Press, keduanya akan melakukan pembicaraan hubungan bilateral.

Pembicaraan utusan dua negara, akan fokus pada penyelesaian politik dari krisis Suriah dengan tujuan mencapai rekonsiliasi nasional. Selain itu, Suriah juga diharapkan kembali ke Liga Arab, di mana Riyadh akan menjadi tuan rumah yang menggelar konferensi tingkat tinggi kelompok tersebut tahun ini.

4. Qatar-Bahrain kembali rujuk usai bertahun-tahun saling merajuk

Selan normalisasi kembali hubungan negara Arab dengan Suriah yang dikucilkan, Qatar dan Bahrain juga dikabarkan akan menyelesaikan perselisihan dua negara kaya tersebut. Mereka juga akan memulihkan hubungan diplomatik.

Dilansir Al Jazeera, delegasi dua negara itu bertemu di markas besar Sekretariat Jenderal Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di Riyadh. Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan kedua belah pihak bertemu untuk meningkatkan persatuan dan integrasi Teluk sesuai dengan Piagam GCC.

Pada 2017, Qatar diblokade empat negara Arab yakni Bahrain, Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir. Doha dituduh terlalu dekat dengan Iran dan telah mendukung kelompok garis keras. Tuduhan itu disangkal oleh Qatar.

Baca Juga: Liga Arab Gelar Rapat Darurat Bahas Israel-Palestina 

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya