TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Finlandia-Swedia Gak Sabar Jadi Anggota NATO: Ayo Dong Turki-Hungaria 

Turki masih belum yakin dengan Finlandia-Swedia 

ilustrasi bendera Swedia (Pixabay.com/Unif)

Jakarta, IDN Times - Dua pemimpin negara Nordik, Finlandia dan Swedia, mendesak Turki dan Hungaria untuk segera menyepakati aplikasi keanggotaan aliansi NATO.

Hal itu karena seluruh anggota NATO harus memberi persetujuan jika ada negara baru yang mengajukan aplikasi keanggotaan. 

Finlandia dan Swedia adalah dua negara yang telah lama berikap netral, kemudian memutuskan bergabung dengan NATO. Keputusan itu dibuat karena serangan Rusia kepada Ukraina dinilai telah mengancam tatanan Eropa.

Baca Juga: Cegah Migran Gelap, Finlandia Akan Bangun Tembok Pembatas dengan Rusia

1. Sebagian besar anggota NATO telah meratifikasi

Melansir Reuters, 28 dari 30 anggota NATO lain telah meratifikasi permintaan mereka. Hanya dua negara tersebut yang sampai saat ini belum melakukannya, yaitu Turki dan Hungaria.

Hungaria mendukung keanggotaan Swedia-Finlandia dan parlemennya akan meratifikasi aplikasi itu pada pertengahan Desember.

"Semua mata sekarang tertuju pada Hungaria dan Turki. Kami sedang menunggu negara-negara ini untuk meratifikasi aplikasi kami. Saya pikir penting bahwa ini akan terjadi lebih cepat daripada nanti," kata Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin, pada Selasa (1/11/2022).

2. PM Swedia akan berangkat ke Turki

Turki adalah pihak yang paling berkeberatan menerima dua negara Nordik menjadi anggota NATO.

Salah satu tuntutan yang diinginkan oleh Turki adalah tindakan nyata dari dua negara tersebut terhadap kelompok yang dianggap teroris, yakni beberapa anggota kelompok militan Kurdi.

Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, dalam pertemuan yang sama mengatakan bahwa negaranya menghormati setiap negara dalam aliansi untuk membuat keputusannya sendiri. Dia juga mengatakan akan mengunjungi Turki dalam beberapa hari mendatang, dikutip dari CNN.

Finlandia dan Swedia menandatangani nota dengan Turki pada Juni. Di dalamnya dijelaskan komitmen untuk mengatasi masalah keamanan Turki seputar terorisme dan ekspor senjata. Sejauh ini Ankara menganggap langkah dua negara Nordik itu belum memuaskan.

Baca Juga: Turki Inflasi, Prabowo: Kalau Belanja Saya Bawa Keresek Uang

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya