TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

G7 Sepakat Sumbang 1 Miliar Dosis Vaksin COVID-19

Merkel: 'Kami tidak hanya memikirkan kami sendiri'

Para pemimpin G7 bertemu di Cornwall, Inggris pada Jumat (11/6). (Twitter.com/Boris Johnson)

London, IDN Times - Kelompok negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, yakni G7, dengan anggota Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat, sepakat menyumbangkan 1 miliar dosis vaksin COVID-19 kepada negara-negara berpenghasilan rendah.

Kesepakatan itu disampaikan pada Jumat (11/6) pada acara KTT G7 di Carbis Bay, Cornwall, sekitar 420 kilometer sebelah barat daya ibukota London.

Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris yang menjadi tuan rumah mengatakan “kita perlu memastikan bahwa kita sekarang membiarkan ekonomi kita pulih dan masa depan yang lebih adil bagi dunia adalah sangat penting," ujarnya seperti dikutip dari Al Jazeera.

G7 berkumpul dan bersepakat membahas virus corona dan berharap dengan bantuan vaksinnya akan mempercepat pemulihan ekonomi global.

Mereka juga menyinggung tentang diplomasi vaksin yang dilakukan oleh Rusia dan China. Meski begitu, bantuan vaksin COVID-19 yang G7 sepakati, diklaim sebagai bantuan tanpa pamrih dan menolak diplomasi vaksin.

1. 'Kami tidak hanya memikirkan kami sendiri' kata Angela Merkel

Angela Merkel hadir pada KTT G7 di Inggris pada Jumat (11/6). (Twitter.com/G7 UK)

Para pemimpin G7 telah menghadapi tekanan yang kuat untuk merinci dan menjelaskan rencana pembagian vaksin global mereka. Hal ini karena didasarkan pada ketidaksetaraan pasokan vaksin di seluruh dunia. Banyak negara berpenghasilan rendah, khususnya di Afrika yang masih "gersang" atas pasokan vaksin virus corona.

KTT G7 yang berlangsung di Inggris dan dimulai pada Jumat (11/6) adalah pertemuan yang dirancang dengan tatapan optimisme ke depan, untuk membentuk dunia yang lebih baik setelah COVID-19. Negara anggota G7 berkomitmen untuk memimpin memulihkan dunia dari pandemik.

Anggota G7 bersepakat untuk menyumbangkan 1 miliar dosis vaksin COVID-19 dan akan diberikan kepada negara-negara dengan penghasilan yang rendah. 

Melansir Associated Press, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dia berharap KTT G7 itu akan menunjukkan kepada dunia bahwa “kami tidak hanya memikirkan diri kami sendiri."

Jerman dan Prancis telah bersepakat untuk menyumbangkan kelebihan dosis vaksin mereka, masing-masing sebanyak 30 juta dosis. Sejauh ini, Prancis juga disebut telah mengirimkan bantuan vaksinnya ke Afrika, dengan sebagian besar ke Senegal, negara bekas jajahannya.

Baca Juga: Jokowi dan Kanselir Jerman Angela Merkel Siap Buka Hannover Messe 2021

Joe Biden sebelum berangkat ke KTT G7 di Inggris telah mengatakan bahwa Amerika Serikat akan menyumbangkan sebanyak 500 juta dosis vaksin kepada negara-negara berpenghasilan rendah. Setelah itu, Boris Johnson juga menyampaikan bahwa Inggris akan menyumbangkan 100 juta dosis vaksin.

Sebanyak 5 juta dosis Inggris pertama akan dibagikan dalam beberapa minggu mendatang, dengan sisanya mulai diberikan tahun depan. Sedangkan Biden mengatakan dosis vaksin buatan AS akan dikirim mulai Agustus, dengan tujuan mendistribusikan 200 juta hingga akhir tahun. Sisa 300 juta dosis akan dikirimkan pada paruh pertama tahun 2022.

Dua negara tersebut menjadi pelopor dengan merangkul negara mitra kekuatan ekonominya untuk menjadi penyumbang vaksin agar kampanye vaksinasi segera dapat diselesaikan hingga akhir tahun 2022.

Meski begitu, komitmen AS dan Inggris dianggap belum cukup untuk mengobati dunia yang sudah tercabik-cabik oleh virus corona. Melansir Al Jazeera, Direktur Wellcome, yayasan amal sains dan kesehatan yang berbasis di London bernama Alex Harris mengatakan "komitmen baru AS dan Inggris adalah langkah ke arah yang benar, tetapi mereka tidak melangkah cukup jauh dan cukup cepat."

Harris juga menambahkan bahwa "yang dibutuhkan dunia adalah vaksin sekarang, bukan akhir tahun ini. Pada momen bersejarah ini, G7 harus menunjukkan kepemimpinan politik. Kami mendesak para pemimpin G7 untuk meningkatkan ambisi mereka."

2. Komitmen AS dan Inggris dirasa belum cukup 

Baca Juga: Kanselir Angela Merkel Minta Maaf Angka Kematian COVID-19 Melonjak

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya