TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hubungan Kian Memburuk, Mali Tuduh Prancis Mata-Matai Negaranya

Bamako nilai Paris melanggar wilayah udaranya dengan drone

ilustrasi drone milik Prancis (Twitter.com/Armée française - Opération BARKHANE)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Mali menuduh Prancis telah memata-matai negaranya. Hal itu dilakukan setelah militer Prancis merilis video dugaan tentara bayaran Rusia mengubur mayat di kuburan massal pekan lalu.

Mali pernah meminta bantuan Prancis untuk menahan serangan militan bersenjata jaringan ISIS dan al-Qaeda di daerah utara negaranya. Tapi, karena beberapa masalah, Prancis akhirnya mundur dari Mali pada Februari. Mali kemudian menyewa tentara bayaran Wagner dari Rusia untuk menggantikan Prancis.

Prancis masih melakukan aktivitas di Mali meski akan menarik semua pasukannya pada musim panas tahun ini. Prancis juga merekam dari udara di dekat pangkalan militer Gossi di Mali utara, pangkalan yang pernah mereka tempati dan baru-baru ini disebut sebagai tempat tentara bayaran Rusia mengubur mayat.

Baca Juga: Kasus Pertama! Seorang Tentara Bayaran Rusia di Mali Tewas Dibom

1. Prancis menggunakan drone untuk memata-matai Mali

Operasi Barkhane Prancis di Mali (Twitter.com/Fdesouche.com est une revue de presse)

Otoritas Mali menuduh Prancis menggunakan pesawat nir awak untuk memata-matai Mali. Drone itu disebut terbang secara ilegal di atas pangkalan militer Gossi pada 20 April.

Dikutip dari Al Jazeera, pangkalan itu dulu digunakan pasukan Prancis tapi kemudian diserahkan kepada Mali setelah pasukan ditarik mundur dari tempat tersebut.

Juru bicara pemerintah Mali, Abdoulaye Maiga, menjelaskan bahwa drone itu hadir untuk mematai-matai pasukan Mali (FAMa). 

"Selain mata-mata, pasukan Prancis bersalah atas subversi dengan menerbitkan gambar-gambar palsu yang dibuat untuk menuduh FAMa bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil, dengan tujuan menodai citra mereka," kata Maiga. 

Langkah Prancis dengan memantau wilayah Mali menggunakan drone itu disebut sebagai operasi ilegal, yang dengan sengaja melanggar wilayah udara Mali. Bahkan Bamako juga menuduh Paris telah berusaha menodai reputasi pasukan Mali.

2. Paris tuduh tentara bayaran Rusia memicu sentimen anti-Prancis

Pekan lalu, militer Prancis merilis sebuah video yang menuduh tentara bayaran Rusia menciptakan kuburan massal dan berusaha menuduh bahwa itu dilakukan oleh Prancis. Mayat-mayat di kuburan itu berada di dekat pangkalan militer Gossi yang pernah menjadi pangkalan militer pasukan Prancis.

Dilansir VOA News, Angkatan Darat Prancis menuduh tentara bayaran Rusia sengaja membuat situs tersebut untuk membuat citra dan menimpakan kesalahannya kepada tentara Prancis. Langkah itu disebut untuk memicu sentimen anti-Prancis di Mali.

Sebuah akun media sosial telah mengunggah gambar pada 21 April dengan narasi, "inilah yang ditinggalkan Prancis ketika meninggalkan pangkalan di Gossi."

Gambar itu memperlihatkan seperti mayat-mayat yang terkubur sebagian di tanah berpasir.

Akun pengunggah gambar tersebut mengaku seorang veteran Mali, tapi tidak dapat diverifikasi secara independen kebenarannya.

Baca Juga: HRW: 300 Laki-laki di Mali Dibunuh Aparat dan Tentara Bayaran Rusia

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya