TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Imbas Rusia Potong Pasokan Gas, Jerman Mulai Beralih ke Batu Bara

Dianggap sebagai langkah mundur Jerman dalam energi

ilustrasi kilang penampungan gas (Unsplash.com/Patrick Federi)

Jakarta, IDN Times - Ketegangan akibat perang Rusia di Ukraina telah terjadi di Uni Eropa (UE). Pasokan gas ke beberapa negara blok tersebut telah dipangkas atau dihentikan oleh Rusia. Jerman adalah salah satunya, yang kini kemudian akan beralih ke batu bara.

Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, telah mengumumkan penghematan konsumsi gas untuk memproduksi listrik. Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di UE itu sementara ini berencana untuk beralih ke batu bara.

Baca Juga: Bertemu Presiden Jerman, Jokowi Sampaikan Posisi RI soal Ukraina-Rusia

1. Meningkatkan batu bara untuk hasilkan listrik

ilustrasi kapal tongkang pembawa batubara (Unsplash.com/Justin Wilkens)

Perusahaan energi Rusia, Gazprom, mengatakan bahwa pengurangan pasokan gas ke beberapa negara Eropa akibat pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan. Namun, para pejabat UE percaya Moskow sedang menghukum negara-negara yang mendukung Ukraina.

Pengurangan pasokan gas itu telah membuat Jerman mencari strategi baru, setelah bertahun-tahun menjadikan Rusia sebagai pemasok utama. Mereka saat ini memutuskan untuk melakukan penghematan.

"Untuk mengurangi konsumsi gas, harus lebih sedikit gas yang digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga batu bara harus digunakan lebih banyak," kata Robert Habeck pada Minggu, dikutip dari Al Jazeera.

Pemerintah Jerman sebelumnya juga telah mengimbau kepada penduduk untuk melakukan penghematan konsumsi gas, mengingat aliran pasokan dari Rusia yang bermasalah.

2. Dianggap sebagai langkah mundur Jerman

Robert Habeck berasal dari Partai Hijau, mitra koalisi Kanselir Olaf Scholz di pemerintahan Jerman. Partai Hijau memiliki prinsip keras untuk mendorong pengurangan emisi karbon dan berganti ke energi yang bersih.

Rencana keputusan saat ini, untuk kembali menghasilkan listrik dengan batu bara, adalah keputusan yang pahit, kata Habeck. Dia menyesalkan penggunaan lebih banyak batu bara untuk sumber energinya.

"Itu pahit, tapi itu diperlukan dalam situasi ini untuk menurunkan penggunaan gas," ujar Habeck.

Menteri Ekonomi dari Partai Hijau itu menjelaskan, jika langkah itu tidak dilakukan, maka akan terjadi hal-hal yang sulit di musim dingin. Pasokan gas saat ini harus dipompa ke fasilitas penyimpanan guna mengantisipasi masalah sulit itu.

Baca Juga: Lithuania Larang Kereta Kargo Rusia Lewati dan Transit di Negaranya

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya