TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jerman Ancam Setop Mega Proyek Nord Stream 2 Jika Rusia Invasi Ukraina

Paket sanksi ekonomi untuk menghukum Rusia 

ilustrasi (Pexels.com/Kateryna Babaieva)

Jakarta, IDN Times - Berbagai upaya untuk mencegah perang antara Rusia-Ukraina terus dilakukan. Salah satu ancaman yang sering digunakan jika Rusia menginvasi Ukraina adalah menjatuhkan sanksi ekonomi yang sangat parah.

Salah satu sanksi ekonomi itu termasuk penghentian operasi jalur pipa Nord Stream 2, yang akan berfungsi mengirimkan gas dari Rusia ke Jerman.

Rusia adalah salah satu pemasok utama energi utama Eropa. Sepertiga pasokan gas Eropa dikirim dari Rusia. Salah satu jalur pengiriman itu melalui pipa Nord Stream 2 yang melewati Laut Baltik.

Sejak akhir 2021, Rusia telah menumpuk sekitar 100 ribu pasukan di dekat perbatasan Ukraina. Kyiv dan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Eropa, menuduh Rusia merencankan invasi ke Ukraina.

Baca Juga: Ukraina Anggap Nord Stream 2 sebagai Senjata Geopolitik

1. Proyek pipa Nord Stream 2 akan dihentikan jika Rusia serang Ukraina

Pada Kamis (27/1/22), para pejabat di Berlin mengatakan bahwa proyek Nord Stream 2 dapat berhenti mengirim gas dari Rusia ke Jerman, jika Moskow menginvasi Kyiv. 

Rusia berulangkali membantah tuduhan serangan ke Ukraina. Namun, penumpukan sekitar 100 ribu pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir telah memicu ketegangan dan meningkatkan kecemasan terkait ancaman keamanan Eropa.

Dilansir BBC, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, "saya ingin memperjelas, jika Rusia menginvasi Ukraina dengan satu atau lain cara, Nord Stream 2 tidak akan bergerak maju."

Tidak ada rincian atau pembahasan secara spesifik tentang rencana penghentian proyek tersebut. Proyek Nord Stream 2 disebut sebagai salah satu proyek yang sangat menguntungkan Rusia dengan memasok gas langsung ke Eropa Barat lewat Jerman.

Ned Price menambahkan, "kami akan bekerja dengan Jerman untuk memastikan itu tidak bergerak maju."

2. Paket sanksi ekonomi untuk menghukum Rusia

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock (Twitter.com/GermanForeignOffice)

Proyek Nord Stream 2 adalah salah satu proyek raksasa, yang juga kontroversial. Butuh waktu setidaknya lima tahun untuk membangun pipa bawah laut melewati Laut Baltik dari Rusia langsung menuju Jerman.

Pipa yang dipasang sepanjang 1.225 kilometer. Biaya yang dikeluarkan untuk penyelesaian sekitar 11 miliar dolar AS atau Rp158,1 triliun.

Dilansir RFERL, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan, "kami sedang mengerjakan paket sanksi yang kuat."

Baerbock adalah pejabat tinggi Jerman yang berasal dari Partai Hijau, partai yang saat ini berkoalisi dengan partai FDP Kanselir Olaf Scholz.

Sebelum berkoalisi, Partai Hijau adalah salah satu partai yang menentang proyek Nord Stream 2, terkait dampak masalah lingkungan dan ketergantungan energi terhadap Rusia. Namun, Kanselir Olaf Scholz merupakan salah satu pendukung proyek Nord Stream 2.

Pada awal Februari, Scholz direncanakan akan melakukan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih. Dalam kunjungan tersebut, ada kemungkinan pembicaraan Nord Stream 2 termasuk yang bakal dibahas dua pemimpin tersebut.

3. Nord Stream 2 dinilai sebagai alat geopolitik Rusia untuk meningkatkan pengaruh atas Eropa

Secara umum, proyek Nord Stream 2 secara langsung dapat menurunkan kenaikan harga gas Eropa yang mencekik. Terlebih Eropa dalam beberapa bulan terakhir sedang mengalami krisis energi. 

Sampai saat ini, Jerman belum memberikan izin operasi Nord Stream 2, sehingga perusahaan Gazprom milik pemerintah Rusia belum dapat mengalirkan gas cair lewat pipa tersebut.

Dilansir Al Jazeera, AS melihat Nord Stream 2 adalah alat geopolitik Rusia untuk meningkatkan pengaruh Moskow atas Eropa. Selain itu, proyek tersebut dinilai dapat merusak energi dan keamanan nasional.

Akan tetapi, Ronald Smith, analis senior minyak dan gas menjelaskan, "Jerman telah menahan tekanan AS karena butuh pasokan gas yang dapat diandalkan dari Rusia. AS tidak dapat menggantikan Rusia dalam peran itu sebagai pemasok gas utama ke Jerman."

Jika Nord Stream 2 beroperasi, maka Rusia akan jadi salah satu pengekspor gas cair terbesar di dunia. 

Jerman adalah salah satu raksasa ekonomi paling stabil di Eropa. Mereka membutuhkan pasokan energi yang stabil dan dapat diandalkan, dengan harga yang terjangkau di tengah kenaikan harga gas yang mencekik.

Baca Juga: AS-Jerman Sepakat Cegah Rusia Gunakan Pipa Gas Nord Stream 2

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya