TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kekurangan Makanan dan Air, Banyak Napi di Penjara Haiti Tewas

Situasi penjara Haiti semakin memburuk setiap hari 

Ilustrasi korban (Pixabay.com/Soumen82hazra)

Jakarta, IDN Times - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa 54 narapidana (napi) di penjara Haiti tewas sepanjang Januari-April 2022. Pada Kamis (23/6/2022), pejabat Haiti mengatakan setidaknya delapan napi kembali tewas.

Beberapa penyebab kematian itu adalah kelaparan, kekurangan air, obat-obatan dan karena panas yang menyengat. Sistem penjara Haiti penuh sesak dan pihak berwenang menyerukan siapa saja yang dapat membantu harus segera memberikan bantuan, sebab para napi membutuhkannya.

Baca Juga: Diplomat Dominikia di Haiti Diculik Geng Kriminal, Minta Tebusan Rp7 M

1. Pihak berwenang meminta bantuan

ilustrasi (Unsplash.com/Hasan Almasi)

Minggu ini, delapan napi penjara di barat daya Haiti, Les Cayes, meninggal dunia. Kelaparan dan panas yang menyengat disebut berkontribusi atas kematian tersebut. Penjara itu menampung sebanyak 833 orang.

"Siapa pun yang dapat membantu harus segera membantu karena para narapidana membutuhkan," kata Ronald Richemond, komisaris pemerintah kota.

Penjara di Haiti rata-rata telah sangat sesak oleh penghuninya. Mereka juga telah lama berjuang menyediakan makanan dan air bagi narapidana. Pemerintah disalahkan karena dana yang dialokasikan dianggap tidak mencukupi.

Menurut aturan, penjara di Haiti diharuskan memberikan air dan dua kali makan dalam sehari kepada penghuni penjara. Biasanya makanan terdiri dari bubur dan semangkuk nasi dengan ikan atau beberapa jenis daging.

2. Hal mengerikan untuk disaksikan

Menurut PBB, tingkat hunian sel di Haiti mencapai lebih dari 280 persen dari kapasitas. Sekitar 82 persen di antaranya adalah tahanan pra-persidangan, yang dapat berlarut-larut hingga lebih satu dekade sebelum sidang pengadilan awal digelar.

Untuk tidur saja, para napi harus bergiliran menempati tempat tidur dengan yang lainnya berdiri, atau membuat tempat tidur gantung yang menempel jendela sel.

Dilansir The Guardian, dalam beberapa bulan terakhir, para napi mengandalkan teman atau keluarga untuk makanan dan air. Tapi sering kali mereka tidak dapat berkunjung karena kekerasan geng kriminal, membuat beberapa daerah tidak dapat dilewati.

"Kematian ini sangat menyakitkan. Organ-organ dalam mulai rusak satu per satu. Ini adalah hal yang mengerikan untuk disaksikan," kata Michelle Karshan, pendiri lembaga non-profit Health Through Walls.

Organisasi tersebut telah meluncurkan program untuk menangani masalah dengan membuat taman di penjara yang dapat menghasilkan sayuran, kandang ayam dan peternakan ikan.

"Tapi itu satu penjara. Intinya adalah sistem penjara harus bertanggung jawab. Mereka tidak bisa duduk diam. Mereka adalah pemerintah," jelas Kharsan.

Baca Juga: Republik Dominika Bangun Tembok Pembatas dengan Haiti

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya