TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Kekejaman Raja Leopold II Belgia ketika Menjajah RD Kongo

Dia bahkan membuat kebun binatang manusia

Raja Leopold II Belgia (Wikipedia.org/Unknown author)

Jakarta, IDN Times - Belgia adalah negara yang terletak di antara Prancis dan Belanda. Luasnya sekitar  30.688 kilometer persegi, lebih kecil jika dibandingkan provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas 32.800 kilometer persegi.

Meskipun kecil, Raja Belgia Leopold II, pernah menjadi salah satu tokoh Eropa dengan tanah terluas. Dia menguasai wilayah Republik Demokratik Kongo (RD Kongo) yang memiliki luas 2,345 juta kilometer persegi.

Leopold II menguasai RD Kongo dari mulai 1885 sampai 1908. Selama ia berkuasa, RD Kongo dijadikan sebagai properti pribadi, eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam dan manusia.

Berikut ini adalah fakta-fakta kekejaman di RD Kongo ketika dikuasai oleh Raja Leopold II.

1. Leopold II mendapatkan RD Kongo setelah Konferensi Berlin 1884

ilustrasi Konferensi Berlin 1884 (Wikipedia.org/Adalbert von Rößler)

Di sebelah timur ibu kota Brussel, Belgia, ada sebuah taman bernama Cinquantenaire. Taman tersebut memiliki luas 30 hektare dan memiliki beberapa museum. Dibangun pada tahun 1880, sampai saat ini Cinquantenaire masih berdiri dan memiliki daya tarik bagi pengunjung.

Raja Leopold II disebut membangun taman itu dari kekayaan yang dikeruk di RD Kongo.

Kisah awal Leopold II bisa menguasai RD Kongo berasal dari keinginannya memiliki koloni. Dilansir History Yesterday, Raja Belgia itu awalnya berusaha mendapatkan Filipina dari Spanyol tapi gagal.

Pada 1876, dia mendirikan Asosiasi Afrika Internasional sebagai organisasi kemanusiaan. Leopold II mengirim penjelajah Henry Morton Stanley untuk mengklaim RD Kongo dan menyebutnya sebagai Congo Free State.

Saat Konferensi Berlin 1884 yang membagi-bagi wilayah Afrika sebagai jajahan negara Eropa, Leopold II mengklaim wilayah tersebut sebagai miliknya.

Berdasarkan asosiasi yang ia dirikan, Leopold II bermaksud membuat proyek kemanusiaan dan membangun peradaban. Sebaliknya, pada akhirnya dia justru mengeksploitasi RD Kongo.

Baca Juga: Raja Philippe Akui Menyesal karena Dulu Belgia Pernah Menjajah Kongo

2. Peradaban kerja paksa

ilustrasi warga Afrika (Unsplash.com/Ninno JackJr

Janji Leopold II untuk membangun peradaban dalam misi filantropi di RD Kongo berujung petaka. Dia mengekstraksi kekayaan dari wilayah tersebut untuk memperkaya diri. 

BBC menjelaskan bahwa rezim Raja Leopold menjadi brutal dan eksploitatif. Dia mengandalkan kerja paksa penduduk guna mengeruk sumber daya alam.

Awalnya, Leopold II mengumpulkan gading untuk diperdagangkan. Tetapi setelah permintaan karet meningkat, dia mengumpulkan getah karet dengan tenaga dari penduduk RD Kongo.

Kekuasaan Leopold II memerintahkan kuota untuk karet yang didapat. Jika para pekerja itu tidak memenuhinya, maka akan mendapatkan hukuman berupa mutilasi anggota tubuh. Mutilasi bisa dilakukan terhadap pekerja atau anak-anak mereka.

Dokumentasi tentang anak-anak bertangan buntung akibat mutilasi beberapa di antaranya dikumpulkan oleh para misionaris Protestan.

3. Angka korban penindasan yang kontroversial

istana Belgian Royal Palace (Twitter.com/Belgian Royal Palace)

Sejarawan Amerika Serikat, Adam Hochschild, menulis tentang sejarah kekejaman Raja Leopold II ketika menguasai RD Kongo. Bukunya yang berjudul 'King Leopold's Ghost' menjadi laris tapi kontroversial.

Hochschild juga menjelaskan bahwa banyak perempuan RD Kongo yang diperkosa, lelaki dieksekusi dan desa-desa dibakar untuk mengejar keuntungan bagi raja. Sebuah desa yang melawan atau tidak dapat memenuhi kuota karet bisa berdampak mematikan.

Dalam penggambaran Hochschild, mengutip The Guardian, kekuasaan Leopold II membuat 10 juta orang RD Kongo tewas. Itu menjadi perdebatan karena tidak cukup data dan tidak ada sensus penduduk saat itu.

"Hal-hal mengerikan terjadi, tetapi Hochschild melebih-lebihkan. Tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa jutaan orang mati," kata Jean Stengers, sejarawan terkemuka pada masa itu.

4. Membuat kebun binatang manusia

kebun binatang manusia (humanzoos.net)

Salah satu keanehan yang dilakukan oleh Raja Leopold II adalah membuat pameran sementara di The Royal Museum for Central Africa di desa Flemish, Tervuren pada 1897.

Hal yang paling banyak dibicarakan adalah kebun binatang manusia, sebuah desa tiruan di Afrika dan didirikan di hutan dan kolam perkebunan Leopold II.

Menurut NPR, Raja Belgia itu mendatangkan 267 lelaki, perempuan, dan anak-anak dari RD Kongo lalu memajangnya di balik pagar.

"Ketika Leopold mendengar mereka sakit karena permen yang mereka makan yang dilemparkan kepada mereka oleh orang banyak, dia memasang tanda 'Jangan Memberi Makan Hewan'. Tanda di kebun binatang bertuliskan 'orang kulit hitam diberi makan oleh panitia penyelenggara'," terang Hochschild.

Tujuh orang RD Kongo yang dipajang di kebun binatang manusia itu meninggal karena pneumonia dan influenza dan dikuburkan di Tervuren.

Baca Juga: Kongo Tuduh Rwanda Kirim Pasukan 500 Khusus Lintasi Perbatasan

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya