TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kritik Kebijakan Nol-COVID, Komentar Bos WHO Disensor di China

Komentar Tedros dinilai tak bertanggungjawab

Tedros Adhanom Ghebreyesus (Twitter.com/UN Geneva)

Jakarta, IDN Times - Komentar Dirjen World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, seputar COVID-19 disensor di internet China. Hal itu dikarenakan Tedros mengkritik kebijakan nol-COVID Beijing pada Selasa (10/5/2022).

Komentar Tedros yang diunggah di akun resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Weibo dan WeChat, telah mendapatkan tanggapan negatif dari publik China. Selain itu, komentar tersebut juga menghilang karena disensor.

Pejabat Kementerian Luar Negeri China juga menilai bahwa komentar Tedros dianggap tidak bertanggung jawab. Dia juga meminta orang-orang untuk melihat secara objektif kebijakan yang dilakukan Beijing.

Baca Juga: WHO Sebut Kebijakan Nol-COVID China Tak Berkembang 

1. Tedros mengkritik strategi nol-COVID China

Ilustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

China telah melakukan penguncian secara menyeluruh di Shanghai, salah satu kota terpadat di negara tersebut. Langkah itu dilakukan demi kebijakan nol-COVID pemerintah. Penguncian ketat itu sekarang telah memasuki minggu ketujuh.

Pada Selasa, menurut CNN, Tedros mengatakan bahwa kebijakan nol-COVID China tidak berkembang dan berkelanjutan.

"Ketika kita berbicara tentang nol-COVID, kita tidak berpikir itu berkelanjutan, mengingat perilaku virus sekarang dan apa yang kita antisipasi di masa depan," kata Tedros.

"Kami telah membahas masalah ini dengan para ahli China dan kami mengindikasikan bahwa pendekatan tersebut tidak akan berkelanjutan. Saya pikir perubahan akan sangat penting," tambahnya.

2. Komentar Tedros disensor di media sosial

Akun pers resmi PBB di Weibo pada Rabu pagi mengunggah komentar Tedros dalam bahasa China. Tapi, unggahan itu kemudian menarik komentar negatif dan sarkastik dari pengguna.

Di WeChat, artikel dari akun resmi PBB yang menyertakan komentar Tedros juga telah dilarang dibagikan, karena dianggap melanggar undang-undang dan peraturan. Klip video Tedros tentang komentar tersebut juga telah dihapus dari platform.

Menurut Reuters, PBB dan Weibo sejauh ini tidak menanggapi permintaan komentar tentang masalah itu.

Baca Juga: WHO: Angka Kematian COVID-19 di RI 7 Kali Lebih Tinggi dari Data Resmi

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya