TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kunjungi Zimbabwe, Presiden Iran Akan Bangun Pabrik Traktor

Zimbabwe serukan persatuan kepada negara yang disanksi Barat

Presiden Iran Ebrahim Raisi (Twitter.com/Iran Foreign Ministry)

Jakarta, IDN Times - Presiden Iran Ebrahim Raisi berkunjung ke Zimbabwe pada Kamis (13/7/2023) dalam turnya ke negara-negara Afrika. Sebelumnya, dia telah berkunjung ke Kenya dan Uganda untuk meningkatkan hubungan kerja sama.

Di Zimbabwe, Presiden Raisi disambut dengan meriah. Dalam pertemuan dan pembicaraan bersama Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, ada 12 perjanjian yang ditandatangani untuk meningkatkan hubungan bilateral. Termasuk rencana Iran membangun pabrik traktor.

Baca Juga: Bakamla Tangkap 1 Kapal Super Tanker Iran, Muat Minyak Senilai Rp4,6 T

1. Raisi disambut sebagai teman di Zimbabwe

Presiden Raisi mendarat di Bandara Internasional Robert Mugabe di Harare, ibu kota Zimbabwe. Ratusan orang memegang spanduk selamat datang, termasuk banyak dari komunitas muslim di negara Afrika Selatan tersebut.

"Ketika kamu melihatnya, kamu melihatku. Ketika Anda melihat saya, Anda melihatnya,” kata Presiden Mnangagwa kepada kerumunan orang yang menyambut Raisi, dikutip dari Al Jazeera.

Mnangagwa juga mengatakan bahwa Iran adalah teman Zimbabwe. Ini merujuk perjuangan negara tersebut melawan Inggris untuk meraih kemerdekaan yang dicapai pada 1980.

"Saya senang Anda datang untuk menunjukkan solidaritas," kata Mnangagwa kepada Raisi.

2. Desakan untuk bersatu di bawah sanksi Barat

Seperti Iran, Zimbabwe adalah negara yang dikenai sanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE). Ketika menjamu Presiden Iran, Mnangagwa mendesak kepada negara-negara yang mendapat sanksi Barat untuk bersatu.

"Sangat penting bahwa kami, para korban sanksi Barat, berbicara satu sama lain, bahwa kami menunjukkan kepada mereka bahwa kami bersatu," kata Mnangagwa dikutip dari VOA News.

Ashlegh Pfunye, sekretaris Citizens Manifesto, sebuah organisasi kebijakan pemerintah, memuji pemerintahan Mnangagwa. Dia salut atas upaya memperkuat hubungan dengan Iran.

Meski begitu, Pfunye memperingatkan hubungan dengan Iran seharusnya tidak boleh didasarkan pada persoalan kesamaan korban sanksi Barat, karena itu berada pada tingkat yang tidak membangun negara.

Pfunye mengatakan Zimbabwe harus memprioritaskan tata kelola internal yang dapat berdampak pada pencabutan sanksi.

Baca Juga: Melawat ke Afrika, Presiden Raisi dan Uganda Kutuk Praktik LGBTQ

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya