TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kurs Lira Jatuh, Erdogan Depak Gubernur Bank Sentral

Investor mulai ketar-ketir 

Erdogan mendepak gubernur Bank Sentral dan menggantinya dengan mantan menteri keuangan. Ilustrasi (instagram.com/rterdogan)

Ankara, IDN Times – Presiden Turki memecat gubernur bank sentralnya setelah nilai mata uang Lira jatuh. Pemecatan tersebut diumumkan pada hari Sabtu, 7 November 2020. Tidak ada alasan rinci yang menyebutkan mengapa gubernur bank sentral yang bernama Murat Uysal dipecat.

Uysal sendiri diangkat untuk menggantikan pendahulunya yang bernama Murat Cetinkaya. Pemecatan Cetinkaya terjadi pada pertengahan tahun 2019. Para analis menganggap pemecatan Cetinkaya dari posisi gubernur bank sentral disebabkan perselisihan penentuan suku bunga. Erdogan saat itu menginginkan bank sentral menurunkan suku bunga dan Cetinkaya tidak sepakat pada saran tersebut.

1. Kekhawatiran muncul terkait campur tangan politik dalam moneter

Erdogan telah mengganti pejabat gubernur Bank Sentral sebanyak empat kali selama lima tahun terakhir. Ilustrasi (instagram.com/rterdogan)

Uysal yang mulai menjabat pada pertengahan tahun 2019, hanya bertugas menjadi gubernur bank sentral Truki selama 16 bulan. Dalam pemecatannya, laman berita CNBC mengungkap bahwa tidak ada alasan yang rinci yang membuat Uysal dipecat. Pejabat terdahulu, Murat Cetinkaya juga dipecat oleh Erdogan dan tidak ada alasan yang rinci mengapa dia dipecat (7/11).

Langkah Erdogan ini mengejutkan banyak pihak. Dalam lima tahun terakhir, posisi gubernur bank sentral Turki telah berganti sebanyak empat kali, termasuk pengganti Uysal. Hal ini memicu kekhawatiran publik yang akan menggaungkan kritik lama tentang campur tangan politik dalam kebijakan moneter.

“Kenaikan nilai tukar benar-benar melebihi ekspektasi dengan sangat cepat. Beberapa langkah diharapkan (akan) memberikan dampak, tapi itu tidak terjadi”, kata salah satu pejabat senior Turki yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip dari kantor berita Reuters (7/11).

Baca Juga: Ditariknya Kapal Turki, Redamkan Perselisihan Turki dan Yunani

2. Pengganti Uysal adalah mantan menteri keuangan

Pejabat gubernur Bank Sentral saat ini yang ditunjuk oleh Erdogan, Baci Agbal. (Instagram.com/gercusbelediyesi)

Segera setelah Murat Uysal didepak dari kursi jabatannya, Erdogan menaikkan nama Naci Agbal untuk menempati posisi tersebut. Naci Agbal sendiri adalah sekutu dekat Erdogan dan pernah menjabat sebagai menteri keuangan Turki pada tahun 2015 sampai tahun 2018.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Timothy Ash dari BlueBay Asset Management, memberikan pendapat tetang “Kepemimpinan Uysal benar-benar membawa bencana”. Dia juga menilai bahwa “Agbal sebenarnya memenuhi syarat untuk pekerjaan ini” (7/11). BlueBay Asset Management tempat Timothy Ash bekerja adalah sebuah perusahaan manajemen dan strategi alternatif investasi besar Eropa yang bermarkas di London. 

Agbal yang bakal menggantikan posisi Ulyas, belum jelas apakah akan berani menaikkan suku bunga. The Guardian melaporkan surat kabar Turki, Milliyet, memberikan informasi bahwa menteri keuangan Berat Albayrak mengesampingkan investasi untuk mendukung Lira. Menurutnya, menaikkan suku bunga akan dapat merugikan ekonomi (7/11).

3. Kekhawatiran para investor

Para investor khawatir campur tangan politik terlalu dalam ke bidang moneter Turki. Ilustrasi (unsplash.com/Austin Distel)

Akhir pekan lalu, Presiden Erdogan memberi penekanan untuk melawan “segitita setan”. Ia menentang suku bunga tinggi, nilai tukar dan inflasi. Turki memiliki resiko alami krisis mata uang besar-besaran seperti yang pernah dideritanya pada tahun 2018. Hal itu bisa saja dicegah jika bank sentral mengadopsi kebijakan moneter yang lebih ketat.

Capital Economics memperkirakan bahwa kekhawatiran akan muncul dari para investor. Cadangan mata uang asing sangat rendah dan kebutuhan pembiayaan luar negeri bruto Turki masih besar akibat hutang jangka pendek sektor perbankan yang juga nilainya besar.

“Kami menjadi semakin khawatir bahwa bank sentral Turki tidak akan memberikan pengetatan moneter yang diperlukan untuk menopat kepercayaan investor” kata Capital Economics, seperti dikutip dari The Guardian (7/11). Para investor dihantui oleh penurunan tajam cadangan devisa negara yang membuat mereka semakin cemas.

Baca Juga: Putin Ajak Keterlibatan Turki dalam Negosiasi Nagorno-Karabakh

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya