TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Meski Dituduh Gagal Kelola Negara, Presiden Sri Lanka Ogah Mundur

Ratusan dokter ikut protes akibat kelangkaan pasokan obat 

ilustrasi protes (Pixabay.com/Fajrul_Falah)

Jakarta, IDN Times - Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, telah mendapatkan tekanan bertubi-tubi dalam satu bulan terakhir. Namun, dia tetap mengabaikan protes rakyat yang menuntutnya turun dari jabatan presiden. 

Salah satu menterinya mengatakan, presiden tak akan mundur dan akan menghadapi gejolak saat ini.

Sri Lanka telah mengalami krisis ekonomi yang parah. Negara itu kekurangan valuta asing untuk membayar impor bahan bakar dan bahan penting lainnya seperti obat-obatan. Protes terbaru melibatkan ratusan dokter yang kesulitan untuk mendapatkan obat-obatan dan bahan kimia pengujian.

Pekan ini, 26 menteri kabinet Rajapaksa mengundurkan diri secara serempak. Kelompok oposisi parlemen yang ditawari untuk membentuk pemerintahan persatuan juga menolak menopang pemerintahan yang hampir runtuh. Tapi Gotabaya Rajapaksa tetap tidak mau meninggalkan jabatannya.

Baca Juga: Oposisi Sri Lanka Tolak Tawaran Masuk Kabinet: Presiden Harus Lengser!

1. Menteri Sri Lanka sebut presiden tak akan mundur

Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa (Twitter.com/Gotabaya Rajapaksa)

Krisis parah yang dihadapi Sri Lanka mengantarkan negara itu dalam. Kekurangan bahan bakar, pemadaman listrik, kekurangan bahan makanan, obat-obatan, dan barang penting lain selama berminggu-minggu, membuat rakyat marah.

Protes terjadi secara sporadis. Beberapa protes bahkan berujung kekerasan yang memicu pasukan keamanan berusaha membubarkan dengan menembakkan gas air mata dan meriam air.

Desakan agar Gotabaya Rajapaksa untuk mundur dari jabatan terus terdengar nyaring.

Menteri Jalan Raya Sri Lanka, Johnston Fernando, mengatakan bahwa pemerintah akan berjuang untuk mengeluarkan negaranya dari krisis yang sedang dirasakan.

"Kami dengan jelas mengatakan presiden tidak akan mengundurkan diri dalam keadaan apa pun. Kami akan menghadapi ini," kata dia pada Rabu (6/4/22), dikutip Al Jazeera.

Fernando mengklaim Gotabaya saat ini masih didukung sekitar 6,9 juta rakyat Sri Lanka yang memilihnya. Tapi Fernando tidak mengatakan bahwa jumlah total populasi negara itu sekitar 22 juta orang dan mereka yang memiliki hak pilih sekitar 16 juta orang.

2. Demonstran menyerang rumah dan kantor anggota partai pemerintah

Rajapaksa sebelumnya mengumumkan darurat publik nasional dan jam malam. Keputusan itu membuatnya dapat menekan demonstrasi, menangguhkan undang-undang, mengizinkan penahanan, dan menyita properti.

Rajapaksa kemudian mencabut status darurat tersebut pada Selasa malam, ketika kerumunan demonstran mulai mendekati rumahnya di ibu kota Kolombo. 

Demonstrasi yang menuntut presiden untuk mundur terus terjadi. Foto di media sosial menunjukkan mereka menyerbu kantor dan rumah anggota parlemen partai penguasa, juga merusak beberapa tempat.

Dikutip dari Associated Press, Fernando mengatakan, "kami siap menghadapi mereka jika ada yang datang menyerang kami."

Presiden Rajapaksa dan keluarganya telah mendapatkan kritik yang luas. Mereka disebut gagal mengelola negara dan melakukan korupsi.

Rajapaksa dan keluarganya telah memegang jabatan pemerintahan yang strategis. Kakak presiden, Mahinda Rajapaksa, menjabat sebagai Perdana Menteri. Dua saudara laki-laki presiden, yakni Basil Rajapaksa dan Chamal Rajapaksa, menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Menteri Irigasi. Keponakan presiden, yaitu putra perdana menteri, Namal Rajapaksa, menjabat sebagai Menteri Olahraga.

Baca Juga: Akibat Perang, Puluhan Ribu Turis Ukraina-Rusia Terdampar di Sri Lanka

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya