Pasukan Tigray Tolak Menyerah, Militer Ethiopia Mendekati Mekelle
Tigrayan 'hancurkan' divisi mekanis Ethiopia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Addis Ababa, IDN Times – Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed memberikan ultimatum kepada pasukan regional Tigrayan pada Minggu, 22 November 2020. Ultimatum tersebut memerintahkan agar pasukan Tigrayan People’s Liberation Fornt (TPLF) menyerah dalam waktu 72 jam. Jika hal itu tidak dilakukan, maka pengepungan penuh akan dilakukan di ibukota Tigray, Mekelle.
Serangan tank bahkan dengan artileri berat akan dilakukan oleh militer pusat “tanpa ada belas kasihan” sehingga PM Abiy Ahmed memperingatkan warga sipil untuk menyelamatkan diri segera. Abiy Ahmed juga memberi pilihan bagi rakyat untuk ikut berdiri dengan pemerintah pusat agar membawa para kombatan dan pemimpin TPLF ke pengadilan.
Abiy Ahmed yang mendapatkan hadiah Nobel pada tahun 2019 lalu, melancarkan operasi militer ke wilayah Tigray pada 4 November 2020. Operasi militer dilakukan untuk menegakkan konstitusi karena menganggap pemimpin Tigray, yakni Debretsion Gebremichael, telah membangkang dan melawan konsitusi. Konflik yang telah berjalan sampai minggu ketiga ini, belum ada tanda-tanda akan mereda. Justru titik konflik semakin meruncing.
1. Pasukan Tigrayan siap mati mempertahankan wilayah
Ultimatum PM Abiy Ahmed disampaikan lewat sosial media miliknya. Sebelum ultimatum itu diterbitkan, Kolonel Dejene Tsegaye, juru bicara militer pusat Ethiopia mengatakan akan melakukan pengepungan ibukota Mekelle dengan tank.
Ultimatum dan rencana pengepungan ibukota Mekelle dalam beberapa waktu tidak mendapatkan tanggapan dari pasukan TPLF. Mengutip dari laman The Guardian, pemimpin TPLF, Debretsion Gebremichael membalas ultimatum tersebut dengan mengatakan “Dia tidak mengerti siapa kami. Kami adalah orang-orang yang berprinsip dan siap mati untuk membela hak kami untuk mengelola wilayah kami” (24/20).
Pesan pemimpin TPLF, Debretsion Gebremichael tersebut disampaikan lewat WhatsApp dan dikirimkan ke pihak agensi berita AFP. Pemutusan komunikasi, termasuk internet dan blokade jalan raya telah membuat segala informasi dari kedua belah pihak sulit untuk diverifikasi secara maksimal.
Baca Juga: Serangan 'Terakhir dan Penting' Bakal Dilakukan Ethiopia ke Tigray
Baca Juga: Ethiopia Diambang Perang Saudara, Saluran Internet di Tigray Diputus
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.