PBB Kecewa karena Bantuan untuk Yaman Berkurang Separuh
Kelaparan dan kekurangan gizi mengancam anak-anak di Yaman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jenewa, IDN Times - Pada hari Senin (1/3), konferensi virtual digelar oleh PBB. Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengungkapkan kekecewaan terhadap upaya untuk membantu kesengsaraan yang terjadi di Yaman.
Perang saudara yang berlangsung selama bertahun-tahun di Yaman, melibatkan banyak pihak yang kompleks dan rumit. Bahkan Yaman dianggap sebagai tempat perang proksi antara beberapa negara seperti Arab Saudi, Bahrain, Mesir, UEA, Iran dan beberapa sekutu dari negara-negara tersebut seperti AS dan Inggris.
Penduduk Yaman telah menderita karena peperangan. Kini, para penduduk di negara itu hampir sepenuhnya bergantung dengan bantuan dari dunia luar, baik makanan atau obat-obatan. Krisis kemanusiaan di Yaman akibat perang semakin memprihatinkan ketika negara-negara donor memotong bantuan sehingga semakin mengancam penduduk mengalami kelaparan dan anak-anak kekurangan gizi.
1. Pengurangan bantuan adalah hukuman mati
Melansir dari laman berita resmi milik PBB, UN News, dengan tegas Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyampaikan kekecewaannya terhadap negara-negara donor. PBB berharap bisa dapat mengumpulkan dana 3,8 miliar AS sekitar Rp54,3 triliun. Dana itu untuk membiayai jutaan penduduk Yaman yang menderita.
Namun, dalam laporannya, Antonio Guterres menjelaskan bahwa dana yang berhasil dikumpulkan hanya 1,7 miliar dolar AS atau setara Rp24,2 miliar. "Potongan bantuan adalah hukuman mati," kata Antonio Guterres. Dia mendesak negara-negara untuk mempertimbangkan "membantu mencegah kelaparan terburuk yang pernah terjadi di dunia dalam beberapa dekade."
Memang, sejak awal para negara donor tidak mungkin bisa memenuhi permintaan bantuan yang diusulkan oleh PBB. Hal itu karena wabah pandemi yang telah menghajar dunia secara global dan membuat ekonomi menjadi terpuruk. Meski begitu, ada faktor lain juga yang dicurigai yakni kemungkinan adanya korupsi.
Baca Juga: Delegasi Khusus PBB untuk Yaman Tiba di Iran
Baca Juga: AS Akhiri Dukungan ke Arab Saudi Atas Perang Terhadap Yaman
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.