TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pesta 'Gender Reveal' Picu Kebakaran Dahsyat di California

Satu komandan pemadam kebakaran meninggal dunia

Ilustrasi kebakaran hutan. (Unsplash.com/Matt Palmer)

Washington DC, IDN Times - Tahun lalu, pada bulan September 2020, kebakaran hutan terjadi dengan dahsyat di negara bagian California, Amerika Serikat. Api membesar dan menyambar pepohonan, merobohkan lima bangunan, merusak 15 rumah, melukai belasan orang dan membunuh satu orang personel pemadam kebakaran.

Api diketahui mulai membakar hutan pada 5 September 2020 dan terus membakar hampir 23.000 hektar hutan. Tim pemadam kebakaran berjuang untuk memadamkan api dan menyelamatkan penduduk di sekitar hutan, sampai salah satu komandannya yang bernama Charles Morton meninggal dunia.

Dalam penyelidikan lebih jauh, api itu disebabkan oleh kembang api bom asap dalam pesta gender reveal sepasang suami istri yang bernama Refugio Manuel Jimenez Jr. dan Angela Renee Jimenez dari kota Yucapia. Kini sepasang suami istri itu terancam mendapatkan hukuman kurungan penjara selama 30 tahun.

1. Kebakaran El Dorado atau Gender Reveal Fire

Bencana kebakaran hebat yang terjadi di California bagian selatan tahun lalu, diduga kuat disebabkan oleh sebuah pesta gender reveal. Pesta gender reveal adalah pesta tebakan jenis kelamin anak di dalam kandungan yang biasa dilakukan oleh warga Amerika Serikat.

Pasangan yang bernama Refugio Manuel Jimenez Jr. dan Angela Renee Jimenez melaksanakan pesta gender reveal tersebut di El Dorado Ranch Park di Yucaipa, di kaki Pegunungan San Bernardino.

Selama acara, ada kembang api asap yang dinyalakan untuk merayakannya dan itu disinyalir kuat menjadi musabab utama kebakaran hutan El Dorado pada tahun 2020 atau yang kini juga disebut Gender Reveal Fire. Angin kencang yang bertiup ketika iklim kering sedang berlangsung memicu kebakaran yang kian meluas.

Melansir laman Associated Press, Jaksa penuntut Wilayah San Bernardino yang bernama Jason Anderson pada hari Senin (19/7) dalam konferensi pers mengatakan bahwa pasangan tersebut mengaku tidak bersalah. Sementara ini pengadilan masih membebaskan mereka sambil menunggu pengadilan lanjutan pada 15 September mendatang.

Gender Reveal Fire itu menghanguskan 22.744 hektar lahan, melukai 13 orang saat terbakar, merobohkan lima rumah dan merusak 15 bangunan. Api baru dapat dipadamkan pada tanggal 16 November, hampir dua bulan sejak pertama kali kebakaran muncul.

Baca Juga: Hakim California Batalkan Larangan Senapan Serbu

2. Terduga pelaku didakwa dengan 30 tuduhan kejahatan

Penyelidikan penyebab Gender Reveal Fire yang memakan waktu hampir satu tahun telah membuat banyak orang yang terdampak merasakan frustrasi.

Melansir laman Vice, jaksa penuntut Jason Anderson dalam pernyataan konferensi pers mengatakan "Anda jelas berurusan dengan nyawa yang hilang, Anda berurusan dengan nyawa yang terluka, dan Anda berurusan dengan tempat tinggal orang-orang yang terbakar dan tanah mereka yang terbakar. Itu tidak hanya mencakup banyak emosi tetapi juga kerusakan—baik secara finansial maupun psikologis.”

Pasangan yang mengadakan pesta gender reveal dan menyebabkan kebakaran tersebut akan menghadapi tuduhan 30 kejahatan, termasuk pembunuhan tidak disengaja atas kematian Charles Morton yang berusia 39 tahun.

Menurut pejabat daerah selama konferensi pers pada Selasa (20/7), tuduhan lain kepada pasangan tersebut termasuk tiga dakwaan kejahatan karena secara sembrono menyebabkan kebakaran dengan cedera tubuh yang parah, empat dakwaan kejahatan karena menyebabkan kebakaran pada bangunan yang dihuni, dan 22 dakwaan pelanggaran ringan karena secara ceroboh menyebabkan kebakaran pada properti orang lain. 

Selama ini, kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia dinilai jauh lebih destruktif dibandingkan dengan kebakaran yang disebabkan oleh alam, misalnya oleh sambaran petir.

Tess Joosse yang menulis untuk Sciencemag mengutip komentar Stijn Hanston, seorang ahli ekologi di Universitas of California tentang dampak kebarakan yang ditimbulkan manusia lebih ekstrim dibandingkan dengan kebakaran alami.

“Kebakaran yang disebabkan oleh manusia ini memiliki dampak yang tidak proporsional terhadap ekosistem. Dan meskipun ekosistem beradaptasi dengan api, itu tidak beradaptasi untuk 80 persen pohon mati, seperti yang kita lihat dengan beberapa kebakaran yang sangat hebat ini," Hanston menjelaskan.

Baca Juga: Hakim California Batalkan Larangan Senapan Serbu

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya