Petani India Lanjut Protes, Mahkamah Agung Tangguhkan UU Pertanian
Komite independen dibentuk untuk memecah kebuntuan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
New Delhi, IDN Times – Hampir setengah juta petani India yang sebagian besar berasal dari Haryana, Punjab dan Uttar Pradesh telah melakukan protes menentang undang-undang reformasi pertanian baru yang dibuat oleh pemerintahan PM Narendra Modi. Protes ini adalah tantangan politik terbesar selama PM Modi memimpin India sejak 2014 lalu.
Beberapa kali pertemuan antara perwakilan serikat petani dengan perwakilan pemerintah India, tidak menemukan titik terang. Serikat petani yang memimpin protes 24 jam di beberapa ruas jalan raya akses ke ibukota New Delhi, tetap bersikukuh menuntut pencabutan undang-undang. Di sisi lain, pemerintah mengatakan bahwa pencabutan undang-undang adalah hal yang tak bisa dilakukan.
Meskipun begitu, para petani India yang meninggalkan rumah mereka dan berkemah di jalan-jalan raya, masih tetap bertahan mengajukan tuntutan. Protes terus dilancarkan untuk menuntut pencabutan undang-undang. Pada hari Selasa, 12 Januari 2021, Mahkamah Agung India menangguhkan undang-undang pertanian yang kontroversial tersebut.
1. Mahkamah Agung kecewa dengan proses negosiasi
Rencana liberalisasi sektor pertanian yang dilakukan oleh pemerintah India pimpinan PM Narendra Modi mendapatkan tantangan balik yang sangat keras dari para petani.
Para petani melakukan protes dan menganggap bahwa rencana liberalisasi sektor pertanian melalui undang-undang pertanian yang baru, akan menghancurkan kehidupan mereka.
Sebagian besar petani yang melakukan protes adalah Sikh, dan ketika mereka memutuskan untuk bertahan di jalan masuk ibukota New Delhi selama lebih dari satu bulan, mereka tidak pernah khawatir akan kekurangan makanan. Banyak petani lain pendukung mereka yang dengan sukarela mengirim stok makanan untuk para peserta protes.
Dalam tensi tinggi setelah delapan kali audiensi tidak menemukan solusi, akhirnya dilakukan musyawarah selama dua hari pada 10-11 Januri 2021 oleh Mahkamah Agung India.
Para hakim mengungkapkan rasa keprihatinan mendalam akan kurangnya konsultasi dengan petani saat pengesahan undang-undang kontroversial itu.
Pada hari Selasa, 12 Januari 2021, Mahkamah Agung akhirnya memutuskan untuk menangguhkan pelaksanaan undang-undang dan memerintahkan pembentukan komite independen beranggotakan empat orang untuk menengahi kesepakatan pemerintah dengan petani. Melansir dari laman BBC, para hakim tersebut mengaku “sangat kecewa” dengan negosiasi yang telah dilakukan sejauh ini (12/1).
Selama lebih dari satu bulan petani melakukan protes, solusi tidak tercapai dan hanya menghasilkan kebuntuan. Para hakim akhirnya setuju untuk mendengarkan sejumlah petisi yang menantang undang-undang pertanian tersebut.
Baca Juga: Bentrokan India-Pakistan di Kashmir Sebabkan Tiga Tentara India Tewas
Baca Juga: Bentrokan India-Pakistan di Kashmir Sebabkan Tiga Tentara India Tewas
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.