TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Prancis Kekurangan BBM Imbas Buruh Mogok Kerja hingga 3 Pekan

Menteri Prancis desak perusahaan naikkan gaji karyawan

ilustrasi (Unsplash.com/Markus Spiske)

Jakarta, IDN Times - Saat Eropa terancam krisis energi, para pekerja di Prancis melancarkan aksi mogok kerja. Banyak pekerja stasiun pengisian bahan bakar yang ikut aksi tersebut, sehingga menyebabkan kekurangan BBM di hampir seluruh Prancis.

Aksi mogok telah memasuki minggu ketiga dengan enam dari tujuh kilang minyak mengalami penutupan. Hampir sepertiga pom bensin Prancis kini kekurangan setidaknya satu jenis bahan bakar. Aksi mogok dilakukan dengan dasar menuntut kenaikan gaji.

Baca Juga: Tiru Jerman dan AS, Prancis Ikut Kirim Pertahanan Udara ke Ukraina

1. Pekerja tuntut kenaikan gaji 10 persen

Aksi mogok kerja karyawan industri minyak di Prancis telah membuat negara itu pusing. Banyak para karyawan tetap melanjutkan aksinya hingga pekan ketiga. 

Melansir BBC, serikat pekerja menuntut kenaikan gaji untuk para pekerja dengan memperhitungkan keuntungan besar yang diperoleh saat ini oleh perusahaan minyak.

Banyaknya kenaikan yang diminta adalah 10 persen, dengan 70 persen biaya menutup inflasi dan 30 persen pembagian keuntungan dari perusahaan kepada para pekerja.

Aksi itu telah membuat masyarakat Prancis terbelah. Sebagian kesal karena terjadi kekurangan bahan bakar dan sebagian yang lain menyatakan simpati karena kecemasan biaya hidup yang meningkat, sedangkan di sisi lain keuntungan perusahaan mengalami lonjakan.

2. Pemerintah Prancis serukan demonstran kembali kerja

ilustrasi demonstrasi (Unsplash.com/ Chris Slupski)

Dengan mogoknya para pekerja, secara otomatis ekonomi Prancis mengalami gangguan. Paris telah meminta para demonstran untuk kembali bekerja demi mengantisipasi kerugian.

Melansir Reuters, pada Rabu (12/10/2022), pemerintah telah memerintahkan beberapa karyawan di pom bensin milik Exxon Mobil kembali bekerja. Aksi mogok itu diorganisasi kelompok serikat pekerja, termasuk CGT, organisasi pekerja sayap kiri yang dikenal radikal.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah meminta dilakukan dialog lebih lanjut. Dia berpendapat bahwa CGT dan bos perusahaan harus berbagi tanggung jawab mengakhiri tuntutan para pekerja.

Baca Juga: Rusia Menggila di Ukraina, Prancis Akan Perkuat Sisi Timur NATO

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya