Protes Anti-Pemerintah, 150 Ribu Warga Israel Padati Tel Aviv
Protes menentang perombakan peradilan Israel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Puluhan ribu warga Israel memenuhi jalanan ibu kota Tel Aviv pada Sabtu (15/7/2023). Protes itu merupakan rangkaian protes sebelumnya, yang kini telah memasuki minggu ke-28.
Warga Israel melakukan demonstrasi menentang rencana Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yang ingin merombak peradilan negara. Warga yang tidak sepakat menilai rencana itu membuat Israel menuju kediktatoran dan menjadi negara yang tidak demokratis.
Sebelum jadi undang-undang, RUU perombakan peradilan masih diperlukan dua suara lagi yang diharap selesai akhir bulan. Pemerintah Netanyahu memberikan persetujuan awal untuk bagian penting dari perombakan awal.
Baca Juga: PBB: Israel Ubah Wilayah Palestina Jadi Penjara Outdoor
1. Ingin Israel tetap demokratis
RUU, yang mendapatkan protes keras dari warga Israel, disebut akan mengurangi klausul kewajaran yang dapat digunakan pengadilan untuk membatalkan keputusan pemerintah. Selain itu, aturan terbaru dapat memberi pemerintah suara yang lebih besar dalam pemilihan hakim.
Dilansir Al Jazeera, puluhan ribu demonstran yang memadati jalanan Tel Aviv membentangkan spanduk besar bertuliskan SOS. Selain itu, karakter Handmaids dari sebuah novel, juga tampil dengan maksud mendorong bahwa jika RUU disahkan, perempuan dapat dilucuti hak-haknya.
Protes pada Sabtu tidak hanya digelar di Tel Aviv, tapi juga di kota-kota lain di Israel.
"Ini adalah pertempuran untuk negara, kami ingin Israel tetap demokratis dan undang-undang kediktatoran tidak akan disahkan di sini," kata pengunjuk rasa Nili Elezra.
Baca Juga: Usai Serang Warga Palestina di Jenin, Israel Malah Marah ke PBB
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.