TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Puluhan Tewas dalam Serangan Udara Israel di Suriah

Serangan paling mematikan sejak 2018

Israel lancarkan serangan udara ke Suriah timur, lokasi para milisi yang didukung Iran. Ilustrasi (unsplash.com/John Torcasio)

Damaskus, IDN Times – Mengawali tahun 2021 ini, Israel telah melancarkan serangan udara beberapa kali ke Suriah. Serangan tersebut dilancarkan untuk menargetkan kelompok milisi yang memiliki hubungan dengan Iran.

Dalam serangan udara terbaru, dilancarkan secara masif pada Rabu dini hari ke Suriah timur yang berbatasan dengan Irak. Serangan difokuskan di provinsi Deir al-Zour hingga al-Bukamal. Al-Bukamal berada di sisi sungai Eufrat yang terletak dalam jalur pasokan penting dari Iran ke milisi Suriah.

Serangan yang dilancarkan oleh militer Israel tersebut adalah serangan yang keempat dalam dua minggu terakhir. Serangan juga tercatat sebagai serangan kedua Israel di tahun 2021 ini. Israel bertekad untuk terus memerangi pasukan milisi Suriah yang didukung Tehran.

1. Serangan paling mematikan sejak tahun 2018

Serangan terbaru dianggap sebagai serangan paling mematikan. Ilustrasi (unsplash.com/Rafael Garcin)

Wilayah Suriah timur yang luas saat ini dikuasai oleh milisi Hizbulloh Lebanon yang disokong oleh Iran. Kelompok tersebut juga menguasai beberapa kota pinggiran Damaskus. Mereka juga mengontrol wilayah perbatasan Surian-Lebanon.

Intelijen Israel bekerja dengan sigap untuk mengetahui posisi pasukan milisi dan mengirimkan informasi itu ke pusat militer milik Tel Aviv. Menurut laman Al Jazeera, angkatan udara Israel melancarkan lebih dari 18 serangan udara dan membombardir belasan titik wilayah yang ditargetkan (13/1).

Sejauh ini, pihak militer Israel belum memberikan komentar atas serangan yang dilakukan. Namun menurut beberapa analis, serangan yang terjadi baru saja tersebut, adalah serangan paling mematikan Israel kepada milisi Hizbullah sejak tahun 2018.

Kelompok yang beroperasi di wilayah target serangan angkatan udara Israel bukan hanya Hizbullah Lebanon. Tapi para pasukan para-militer Fatimiyah yang terdiri dari para pejuang Afghanistan pro-Iran juga berada di wilayah tersebut.

Baca Juga: Israel Berencana Beri Vaksin COVID-19 kepada Korban Holocaust

2. Peran intelijen Mossad dan AS

Serangan udara dilakukan untuk menargetkan gudang penyimpanan senjata pasokan dari Iran. Ilustrasi (Wikimedia.org/Mahmoud Bali)

Informasi rinci tentang serangan terbaru angkatan udara Israel belum atau tidak diberikan oleh pihak Israel. Informasi sebagian besar diketahui dari kantor berita pemerintah Suriah, SANA, dan dari The Syrian Observatory for Human Rights yang memantau konflik di Suriah.

Menteri Urusan Permukiman Israel, Tzachi Hanegbi mengatakan Israel menargetkan target Iran di Suriah “dari waktu ke waktu, kapan pun intelijen kami memberitahukannya dan sesuai dengan kemampuan operasional kami” katanya seperti dikutip dari kantor berita Reuters (13/1).

Pejabat AS yang memberikan keterangan dengan meminta agar identitasnya tidak disebutkan, menjelaskan bahwa serangan pada hari Rabu memiliki tujuan untuk menghancurkan gudang penyimpanan senjata yang dipasok oleh Iran.

Selain itu, pejabat AS dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo telah membicarangan rencana serangan sebelumnya dengan pemimpin intelijen Mossad, Yossi Cohen.

Omar Abu Laila, seorang pakar Suriah yang memiliki basis di Eropa namun sedang melakukan kerja kolektif aktivis di perbatasan melaporkan bahwa “Mereka (Israel) membakar posisi Iran di Deir al-Zour.” Puluhan orang tewas dalam serangan dan puluhan lainnya menderita luka-luka. Hasil dari agresi Israel saat ini sedang dilakukan verifikasi.

Baca Juga: Berkat Peran AS, Sudan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya