Ratusan Ribu Warga Prancis Protes Aturan Baru COVID-19
Pasukan keamanan bentrok dengan peserta unjuk rasa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Paris, IDN Times - Ratusan ribu warga Prancis pada hari Sabtu (24/7) menggelar demonstrasi besar di beberapa kota di negara tersebut. Demonstrasi tidak hanya digelar di ibukota Paris tapi juga di kota lain termasuk Marseille, Montpellier, Nantes, Bordeaux, Bayonne dan Toulouse.
Sebagian besar demonstrasi yang berlangsung itu berjalan tertib. Tapi di Paris, beberapa insiden terjadi sehingga pasukan keamanan harus menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah para peserta unjuk rasa.
Para peserta unjuk rasa memprotes tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) yang mengharuskan setiap orang memiliki "kartu kesehatan" untuk memasuki restoran dan mewajibkan vaksinasi COVID-19 untuk semua pekerja kesehatan, pemadam kebakaran atau mereka yang pekerjaannya berhubungan dengan orang tua.
1. Perdebatan 'Kartu Kesehatan' dan kewajiban vaksinasi
Majelis rendah parlemen Prancis pada hari Jumat (23/7) menyetujui RUU yang mengharuskan "kartu kesehatan" tetap diperlukan untuk memasuki tempat-tempat seperti restoran, bioskop, museum, pertandingan olahraga atau situs-situs budaya lainnya. Pada hari Sabtu (24/7), RUU tersebut masih diperdebatkan oleh Legislator di Senat Prancis.
Dalam proses perdebatan tersebut, ratusan ribu warga Prancis yang tidak sepakat "kartu kesehatan" turun ke jalanan dan menentangnya. Mereka juga protes tentang kewajiban vaksinasi untuk beberapa profesi seperi petugas kesehatan yang bekerja di seluruh negeri.
Melansir laman Associated Press, "kartu kesehatan" (passe sanitaire) adalah sebuah kartu khusus yang menunjukkan bahwa seseorang sudah harus divaksinasi lengkap, memiliki tes negatif COVID-19 terbaru atau memiliki bukti bahwa mereka baru saja pulih dari virus.
"Kartu kesehatan" itu sebelumnya diharuskan bagi orang Prancis diperlukan ketika ingin memasuki museum, bioskop, dan lokasi wisata. Dan RUU yang saat ini diperdebatkan akan memperluasnya penggunannya seperti restoran dan bar serta beberapa tempat lainnya.
Orang-orang yang tidak sepakat dengan aturan itu kecewa dan marah. Mereka menuduh pemerintahan Emmanuel Macron telah bertindak otoriter dan diktator. Banyak dari mereka yang tidak sepakat kewajiban vaksin untuk perawat kesehatan, ikut turun melakukan protes.
Seorang peserta unjuk rasa bernama Celine Augen yang bekerja sebagai sekretaris di kantor dokter mengatakan siap kehilangan pekerjaannya di bawah aturan baru karena dia tidak ingin divaksinasi.
Baca Juga: Inggris dan Prancis Sepakat untuk Tangani Migran
Baca Juga: Prancis Kembali Denda Google Soal Hak Cipta Berita
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.