TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ribuan Buruh di Haiti Gelar Demo, Tuntut Kenaikan Gaji 200 Persen

Gaji sekarang bahkan tidak cukup untuk biaya transportasi

ilustrasi protes (Pexels.com/Polina Tankilevitch)

Jakarta, IDN Times - Ribuan pekerja garmen menggelar demonstrasi di Port-au-Prince, ibu kota Haiti, pada Kamis (17/2/2022). Mereka menuntut kenaikan gaji untuk menutupi biaya hidup.

Haiti telah menjadi salah satu pusat manufaktur pakaian. Ini karena upah yang cenderung rendah dan kedekatannya dengan Amerika Serikat (AS). Produk dari Haiti diekspor ke para pengecer di AS.

Tapi, para pekerja garmen kerap melakukan protes menuntut kenaikan gaji. Hal itu karena pemerintah Haiti yang telah goyah dalam beberapa bulan terakhir, tidak mampu memberikan subsidi bagi rakyat. Sedangkan, biaya transportasi dan barang-barang pokok terus mengalami kenaikan.

Baca Juga: Republik Dominika Tangkap Terduga Pembunuh Presiden Haiti

1. Pekerja menuntut kenaikan upah 200 persen

ilustrasi protes (Pexels.com/Kelly L)

Dilansir Reuters, upah harian para pekerja garmen di Haiti adalah 500 gourde (5 dolar) atau sekitar Rp 71 ribu. Para pekerja menuntut gaji dinaikkan menjadi sekitar 1.500 gourde (15 dolar) atau sekitar Rp215,3 ribu.

Pemimpin Serikat Pekerja Nasional Haiti, Dominique St Eloi, dalam sebuah wawancara telepon menjelaskan, "dengan 500 gourde per hari, tanpa subsidi pemerintah, kami tidak dapat memenuhi kebutuhan sementara harga barang-barang pokok, biaya transportasi meningkat."

Dengan kata lain, para demonstran menuntut kenaikan gaji hingga 200 persen. 

2. Demonstrasi telah berlangsung dalam beberapa minggu

Haiti telah mengalami pukulan bertubi-tubi, baik itu di sektor politik atau ekonomi. Gempa bumi yang menghancurkan telah membuat ribuan orang kesulitan. Kekacauan politik pascapembunuhan Presiden Jovenel Moise juga masih membuat pemerintahan goyah.

Selain itu, ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh geng kriminal telah menjadi salah satu kekhawatiran, baik itu penduduk atau para pekerja.

Dengan situasi yang parah itu, secara ekonomi, inflasi di Haiti juga mengalami kenaikan tajam. Pemerintah telah mencoba untuk menyelesaikan permasalah tersebut.

Demonstrasi para pekerja pabrik garmen tidak hanya terjadi kali ini, melainkan telah berjalan selama berminggu-minggu. Dilansir Associated Press, pada awal Februari para pekerja telah turun ke jalan untuk melakukan protes.

Similien Luckgelson, salah satu pekerja yang ikut dalam demonstrasi, mengatakan bahwa orang miskin tidak akan bisa berbuat apa-apa dengan gaji yang menyedihkan.

Para demonstran menggunakan ban dan membakarnya untuk memblokir jalan-jalan utama. Polisi diturunkan untuk membubarkan massa dan bahkan sempat menembakkan gas air mata.

Pekerja pabrik lainnya, Telemark Pierre, mengatakan bahwa para pekerja menghabiskan 200 gourde (2 dolar) atau Rp28 ribu untuk transportasi saja, sehingga gaji mereka tidak cukup untuk menutupi biaya kebutuhan dasar.

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Haiti, Negara Kecil yang Berada di Laut Karibia

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya