TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Swedia-Finlandia Mau Gabung NATO, Presiden Erdogan Kasih 2 Syarat Ini

Swedia-Finlandia didesak untuk tidak dukung teroris

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Twitter.com/Recep Tayyip Erdogan)

Jakarta, IDN Times - Kantor Kepresidenan Turki pada Sabtu (20/5/2022) memberitahu bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengajukan keberatan terkait rencana Finlandia dan Swedia bergabung NATO. Erdogan telah berbicara dengan kedua pemimpin negara Nordik itu secara terpisah.

Swedia dan Finlandia mengajukan aplikasi untuk bergabung NATO pekan lalu. Dua negara itu membutuhkan persetujuan dengan suara bulat dari 30 anggota. Tapi Turki secara terbuka telah mengungkapkan penolakannya.

Ada dua hal utama yang menjadi keberatan Turki. Pertama, Ankara menilai bahwa Swedia dan Finlandia dianggap melindungi dan mendukung kelompok Kurdi yang dinilai sebagai teroris. Kedua, Ankara keberatan dengan embargo senjata dua negara tersebut kepada Turki.

Baca Juga: Finlandia Gak Mau Ada Pangkalan Militer NATO dan Nuklir di Negaranya

1. Mendukung kelompok teroris adalah ancaman sebagai sekutu NATO

Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki (Twitter.com/Recep Tayyip Erdogan)

Presiden Erdogan juga telah berbicara dengan Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson, dan Presiden Finlandia, Sauli Niinisto. Erdogan berbicara secara terpisah dengan mereka berdua.

Dilansir Associated Press, Erdogan berharap Stockholm mengambil langkah nyata dan serius terhadap Partai Pekerja Turki (PKK) dan kelompok lain yang dinilai Ankara sebagai teroris.

Kepada Niinisto, Erdogan mengatakan, "bahwa pemahaman yang mengabaikan organisasi teroris, yang menimbulkan ancaman bagi sekutu dalam NATO, tidak sesuai dengan semangat persahabatan dan aliansi."

2. Turki keberatan dengan embargo senjata dari negara Nordik

Sejauh ini, NATO dan Amerika Serikat (AS) menyambut baik niat Swedia dan Finlandia untuk bergabung ke dalam aliansi. Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg, sempat mengatakan akan menerima dua negara tersebut dengan kehangatan.

Turki adalah anggota NATO yang bersuara paling keras menentang niat dua negara Nordik itu, karena dinilai melindungi kelompok teroris PKK yang telah diperangi sejak tahun 1980-an.

Menurut Deutsche Welle, Erdogan menuturkan kepada pemerintah Swedia agar mengakhiri memberi dukungan politik, keuangan dan senjata kepada organisasi tersebut.

Selain itu, Erdogan mengungkapkan keberatannya terhadap embargo senjata yang dilakukan kedua negara sejak 2019. Turki menerima embargo karena menyerang Unit Pertahanan Rakyat Kurdi (YPG) di Suriah.

YPG sendiri adalah sekutu utama AS di Suriah dalam melawan milisi kelompok militer Negara Islam pecahan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). 

Baca Juga: AS Jamin Finlandia-Swedia Aman dari Jegalan Turki untuk Masuk NATO

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya