Tajikistan: Negara Pegunungan Penghasil Kapas
Tajikistan juga negara transit heroin terbesar dari Afghan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sebagai bagian dari Asia Tengah, negara Tajikistan terbilang sebagai negara dengan luas wilayah paling sempit. Luas wilayah negara tersebut adalah 143.100 kilometer persegi, lebih besar sedikit jika dibandingkan dengan luas gabungan pulau Jawa dan Bali.
Wilayah Tajikistan menjadi persimpangan banyak budaya. Wilayah ini memiliki leluhur Persia Kuno, yang ditaklukkan oleh Alexander The Great, kemudian dikuasai Islam dan Soviet.
Saat ini Tajikistan dipimpin oleh Emomali Rahmon dengan jumlah penduduknya hampir 10 juta orang. Mayoritas orang-orang Tajik beragama Islam.
Sebagian besar wilayah Tajikistan adalah pegunungan tinggi yang menyimpan gletset di puncaknya. Negara ini adalah salah satu negara penghasil kapas yang juga disebut sebagai emas putih.
Berikut ini adalah fakta Tajikistan, negara yang didominasi pegunungan, tanah warisan dari kerajaan Persia.
1. Tempat perjumpaan peradaban-peradaban besar
Beberapa abad sebelum Masehi, Tajikistan menjadi bagian dari wilayah timur Kekaisaran Achaemenid, atau Kekaisaran Persia Pertama. Kedatangan pasukan pimpinan Alexander The Great membuat penguasa Persia runtuh dan kemudian tergantikan.
Memasuki awal abad Masehi, wilayah Tajikistan kemudian dikuasai oleh Kekaisaran Kushan dan Sasaniyah, atau Kekaisaran Persia Baru.
Pada masa Kushan inilah, orang-orang Tajikistan mulai melakukan kontak dengan peradaban besar China. Penguasa Kushan saat itu menerima utusan dari Dinasti Han yang menguasai China. Seiring dengan perkembangan waktu, orang-orang China hadir dan surut di wilayah ini.
Tapi dengan terbentuknya Kekaisaran Sasaniyah Persia, penguasa Kushan tersingkir dan wilayah ini kembali dikuasai oleh orang-orang Persia dan kemudian etnis Turki pengembara. Sampai saat ini, warisan bahasa Persia masih digunakan menjadi bahasa etnis Tajik, etnis terbesar di negara Tajikistan.
Seiring berjalannya waktu, wilayah Tajikistan adalah bagian dari Jalur Sutera penghubung Asia dan Eropa. Wilayah ini termasuk ramai oleh perjumpaan peradaban besar lain seperti yang dikembangkan oleh agama Buddha, Kristen Nestorian, Zoroastrianisme, dan Manikheisme.
Kebangkitan Islam pada era Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad, menggusur kekuatan Sasaniyah dan kekuatan lainnya di Tajikistan. Wilayah ini menjadi bagian dari Dinasti Abbasiyah sekitar tahun 710 Masehi. Islam kemudian mempengaruhi identitas dan budaya orang-orang Tajikistan.
Tapi semakin merapuhnya Abbasiyah, wilayah ini termasuk wilayah yang disapu oleh pasukan Jengis Khan dan keturunannya. Tajikistan termasuk menjadi bagian dari Kekaisaran Timuriyah yang didirikan oleh Timur Lenk, panglima perang brutal yang berdarah Mongol dan Turki.
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Uighur Kerja Paksa di Industri Kapas Tiongkok
Ekspansi Islam, baik itu ketika dipimpin oleh Dinasti Ummayah maupun Dinasti Abbasiyah, tidak serta-merta memberangus budaya di wilayah yang dikuasai. Justru ekspansi Islam itu, menimbulkan kolaborasi yang kaya dengan budaya setempat.
Salah satu model kolaborasi tersebut adalah munculnya Kekaisaran Samaniyah, kekaisaran Persia Islam. Bersekutu dengan Dinasti Abbasiyah Baghdad, penguasa Samaniyah kemudian memerintah Tajikistan dan negara ini memulai perjalanan menjadi bentuk negara modern.
Selama masa pemerintahan Samaniyah, mereka kembali menghidupkan bahasa Persia tertulis setelah penaklukan Islam Arab. Mereka bahkan juga memainkan peran penting dalam melestarikan budaya Persia.
Menurut BBC, Presiden Rahmon yang saat ini memimpin Tajikistan adalah salah satu tokoh penting yang menghidupkan kembali warisan Samaniyah. Bahkan dia juga berencana mengadakan perayaan peringatan kekaisaran sebagai pewaris sah budaya Samaniyah.
Namun klaim tersebut, bersinggungan dengan Uzbekistan, yang juga merasa menjadi pewaris utama Kekaisaran Samaniyah. Dua negara itu, kerap berdebat tentang siapa pewaris asli budaya Samaniyah.
Kekaisaran Samaniyah hasil kolaborasi agama Islam dan budaya Persia tersebut, termasuk salah satu kerajaan Persia terakhir yang berkuasa di Asia Tengah. Selanjutnya, kekaisaran tersebut akan mulai meredup seiring bangkitnya Kekaisaran Rusia pada abad ke-19 dan tebentuknya Uni Soviet di abad ke-20.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.