TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terungkap! Ternyata Rusia Minta Iran Kirim Banyak Rudal dan Drone

Ukraina usulkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran

ilustrasi (Unsplash.com/Ma Ti)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Iran, Mohammad Mokhber, dan dua pejabat senior Pengawal Revolusi Iran sempat berkunjung ke Rusia pada 6 Oktober 2022. Dalam kunjungan itu, rupanya Teheran-Moskow menjalin kesepakatan pembelian senjata.

Salah satu diplomat Iran menyampaikan bahwa Rusia telah meminta lebih banyak drone dan rudal balistik dengan akurasi yang baik. Tindakan Iran ini kemungkinan akan membuat Amerika Serikat (AS) dan negara Barat lain semakin marah.

Baca Juga: Rusia Serang Objek Sipil Ukraina dengan Drone, AS: Bukti Putin Brutal

1. Rusia minta lebih banyak drone dan rudal ke Iran

ilustrasi peluncuran rudal (Pixabay.com/SpaceX-Imagery)

Kesepakatan Iran untuk memasok senjata ke Rusia telah dilakukan dalam dua kali kesempatan, yakni pada 18 September dan 6 Oktober. Moskow juga disebut telah meminta lebih banyak senjata berupa drone dan rudal balistik kepada Teheran.

Melansir The Guardian, informasi itu dibenarkan oleh seorang pejabat senior Iran yang berbicara dengan syarat anonim.

"Rusia telah meminta lebih banyak drone dan rudal balistik Iran dengan akurasi yang lebih baik, terutama keluarga rudal Fateh dan Zolfaghar," kata pejabat Iran tersebut.

Dua rudal itu merupakan buatan Iran yang masuk dalam klasifikasi rudal jarak pendek. Keduanya adalah rudal permukaan-ke-permukaan yang masing-masing dapat menjangkau target sekitar 300 kilometer dan 700 kilometer.

2. Bukan urusan Iran di mana senjatanya digunakan

Menurut intelijen Ukraina, Iran telah mengirim sekitar 1.750 drone kepada Rusia. Harga drone tersebut masing-masing 20 ribu poundsterling atau sekitar Rp350 juta. Senjata itu dapat ditembakkan dari truk yang bergerak. Meski geraknya lambat, tapi sulit dideteksi.

Melansir Reuters, salah saru drone yang disetujui Teheran untuk dipasok ke Moskow adalah Shahed-136. Ini merupakan drone bersayap delta yang berfungsi sebagai senjata serang udara-ke-permukaan.

Shahed-136 disebut drone kamikaze, membawa hulu ledak kecil dan meledak saat terjadi benturan.

Seorang diplomat Iran menolak pernyataan Barat, bahwa transfer senjata semacam itu melanggar resolusi Dewan Kemanan PBB 2015.

"Di mana mereka digunakan bukanlah masalah penjual. Kami tidak memihak dalam krisis Ukraina seperti Barat. Kami ingin mengakhiri krisis melalui cara-cara diplomatik," katanya.

Baca Juga: Rusia Kembali Serang Ukraina! Targetkan Fasilitas Energi dan Air

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya