TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tolak Swedia-Finlandia Gabung NATO, Erdogan: Nordik Sarang Teroris

Erdogan nilai negara-negara Nordik jadi rumah teroris

Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki (Twitter.com/Recep Tayyip Erdogan)

Jakarta, IDN Times - Swedia dan Finlandia dalam waktu dekat dikabarkan akan segera mendaftar menjadi anggota NATO. Tapi Turki yang telah menjadi anggota aliansi tersebut sejak 1950-an, memberikan sinyal tidak memberikan dukungan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia tidak menyambut positif keinginan dua negara Nordik tersebut. Menurutnya, salah satu kelompok yang mereka anggap teroris, banyak yang bersembunyi di Swedia.

Erdogan juga menyinggung keanggotaan Yunani di NATO. Dia menilai pemerintahan Turki sebelumnya telah membuat kesalahan dengan menerima negara tetangganya itu. Sedangkan dalam beberapa tahun terakhir, Yunani dan Turki kerap bersengketa dalam urusan perbatasan dan masalah lain.

Baca Juga: Erdogan: Turki Tidak Setuju Finlandia dan Swedia Gabung NATO

Baca Juga: Presiden dan PM Setuju, Finlandia Akan Daftar NATO Secepatnya

1. Erdogan nilai negara Nordik jadi rumah teroris

Recep Tayyip Erdogan. (Instagram.com/rterdogan)

Pada Jumat (13/5/22), Presiden Erdogan mengatakan bahwa negaranya tidak mendukung rencana Swedia dan Finlandia yang ingin bergabung dengan NATO. Erdogan sepertinya keberatan dengan keinginan dua negara Nordik itu.

"Apalagi, negara-negara Skandinavia, sayangnya, hampir seperti penginapan bagi organisasi teroris. PKK, DHKP-C bersarang di Belanda dan Swedia. Saya melangkah lebih jauh, mereka juga mengambil bagian dalam parlemen di sana. Tidak mungkin bagi kami untuk memiliki pandangan positif," ujarnya dilansir media Turki, Hurriyet.

PKK adalah kelompok militan Kurdi yang kerap melancarkan serangan ke Turki. Mereka beroperasi di Turki tenggara dan Irak utara. Sedangkan DHKP-C adalah kelompok gerakan Marxisme-Leninisme yang telah melawan Turki sejak 1990-an. Mereka pernah meluncurkan pembunuhan politik dan menggunakan serangan bom bunuh diri.

Baca Juga: Tolak Swedia dan Finlandia Masuk NATO, Presiden Kroasia Pro-Rusia?

2. Menteri Luar Negeri Finlandia menanggapi Erdogan

Meski Erdogan memberikan sinyal yang negatif, tapi dia tidak mengutarakan penolakan langsungnya. Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto segera memberikan tanggapan atas pernyataan Presiden Turki terhadap keinginan negaranya bergabung NATO.

Dilansir Al Jazeera, Haavisto mendesak kesabaran dan menyerukan pendekatan langkah demi langkah dalam menanggapi oposisi Turki. Dia sendiri mengatakan akan bertemu rekan Turkinya pada Sabtu.

Oposisi Turki akan menjadi batu sandungan bagi Swedia dan Finlandia. Meski sebagian besar anggota NATO sepakat dengan keanggotaan dua negara itu, tapi jika Turki menolak, maka mereka tetap tidak bisa bergabung.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan dua negara Nordik itu akan disambut dengan hangat dan dengan tangan terbuka. Bahkan dia menjanjikan proses penerimaan dengan cepat dan lancar.

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya