TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Web Pemerintah Ukraina jadi Sasaran Serangan Siber Masif

Rusia dituduh berada di belakang serangan itu

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Pada hari Jumat pagi (14/1/22), lebih dari selusin situs pemerintah dan kedutaan milik Ukraina mengalami serangan siber secara masif. Tidak diketahui kelompok mana yang berada dibalik serangan.

Pejabat tinggi Uni Eropa (UE) mengecam aksi itu dan mengatakan akan membantu Ukraina dengan memberikan seluruh sumber daya guna mengatasi serangan tersebut.

Penyelidikan atas serangan siber di Ukraina yang baru saja terjadi sedang dilakukan. Sebelumnya, Ukraina telah menerima serangan siber secara masif. Diduga yang berada di belakang serangan tersebut adalah Rusia.

1. Pesan ancaman di situs web yang diretas

Ilustrasi hacker. (pexels.com/Sora Shimazaki)

Ukraina sedang dalam situasi yang genting karena terlibat ketegangan dengan Rusia. Moskow telah mengerahkan sekitar 100 ribu pasukan di dekat perbatasan timur Kiev. Pengerahan pasukan itu telah membuat sibuk para diplomat top negara-negara Eropa dan AS.

Di tengah suasana yang diliputi ketegangan itu, Ukraina baru saja mengabarkan bahwa lebih dari selusin situs milik pemerintah mengalami serangan siber secara masih. Situs kementrian luar negeri dan pendidikan termasuk dalam serangan tersebut.

Dilansir BBC, salah satu situs yang ditargetkan adalah situs web Diia. Situs ini adalah sistem utama yang berisi layanan pemerintah untuk menyimpan data dan sertifikat vaksinasi pribadi.

Diantara situs web yang diserang tersebut, peretas menampilkan pesan yang diunggah dalam tiga bahasa yaitu Ukraina, Rusia dan Polandia.

Pesan itu mengatakan "Ukraina! Semua data pribadi Anda telah dianggah ke internet publik. Ini untuk masa lalumu, masa kinimu dan masa depanmu."

Pesan itu juga memperingatkan Ukraina untuk "takut dan menunggu kemungkinan yang terburuk dari yang terburuk."

Dalam penyelidikan awal yang dilakukan oleh layanan keamanan Ukraina (SBU), mereka mengatakan tidak ada data pribadi yang bocor dan tidak ada konten yang diubah oleh para peretas.

Layanan keamanan SBU Ukraina mengatakan tahun lalu dalam sembilan bulan mereka menetralisir 1.200 serangan atau insiden siber.

Baca Juga: Ukraina Bekukan Aset Mantan Presiden Poroshenko

Akibat serangan siber yang dilakukan secara masif ke situs-situs web pemerintah pusat dan regional itu, banyak lembaga pemerintah kemudian untuk sementara menonaktifkan layanan. 

Dilansir CNN, juru bicara Kementrian Luar Negeri Oleg Nikolenko mengatakan bahwa web kementriannya termasuk yang dinonaktifkan. "Spesialis kami sudah mulai memulihkan sistem dan polisi siber telah membuka penyelidikan," katanya.

Dalam penelusuran dinas intelijen komunikasi Ukraina, ada sebanyak 70 situs web milik pemerintah pusat dan regional yang menjadi sasaran. Meski serangan merupakan insiden tinkat rendah, tetapi serangan yang masif itu datang ketika diplomasi meredakan ketegangan Ukraina-Rusia dalam tiga tahap yang dilakukan mengalami kebuntuan.

 Dalam sebuah pernyatan yang diberikan oleh Kementrian Informasi Ukraina, mereka mengatakan "menurut penyelidikan oleh Pusat Komunikasi Strategis dan Keamanan Informasi, data pertama menunjukkan bahwa serangan itu dilakukan oleh Federasi Rusia."

Belum ada pernyataan atau komentar resmi dari Rusia tentang tuduhan tersebut.

Baca Juga: Bahas Ketegangan Ukraina, AS-Rusia Bertemu di Jenewa

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya