TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS: Booster Kedua Vaksinasi COVID-19 untuk 50 Tahun ke Atas

Vaksin diberikan setidaknya 4 bulan setelah dosis sebelumnya

Ilustrasi suntikan dan vaksin COVID-19. (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Jakarta, IDN Times - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada hari Selasa (29/3/2022), mengesahkan dosis booster kedua COVID-19 dari vaksin virus corona Pfizer-BioNTech dan Moderna untuk kelompok usia 50 tahun ke atas yang memenuhi syarat untuk suntikan keempat.

Booster kedua atau suntikan vaksin keempat akan diberikan setidaknya 4 bulan setelah menerima dosis booster pertama dari setiap vaksin COVID-19 yang telah disetujui, kata FDA dalam sebuah pernyataan.

Langkah tersebut dimaksudkan untuk membuat booster kedua dari vaksin ini tersedia untuk mereka yang berisiko lebih tinggi terhadap penyakit parah dan rawat inap.

1. Vaksin COVID-19 dari Pfizer-BioNTech dan Moderna dapat digunakan untuk booster kedua

Ilustrasi seorang tenaga medis yang sedang memberikan suntikan vaksin COVID-19. (unsplash.com/Steven Cornfield)

Menurut FDA, mereka yang berusia 12 tahun ke atas yang kekebalannya terganggu karena jenis masalah kesehatan tertentu juga dapat menerima dosis booster kedua dari vaksin Pfizer-BioNTech.

Selain itu, untuk individu berusia 18 tahun ke atas dapat menerima dosis booster kedua dari vaksin COVID-19 Moderna.

"Bukti yang muncul menunjukkan bahwa dosis booster kedua dari vaksin mRNA COVID-19 meningkatkan perlindungan terhadap COVID-19 yang parah dan tidak terkait dengan masalah keamanan baru," FDA dalam pernyataannya.

Vaksin COVID-19 dari Pfizer-BioNTech yang disahkan FDA dan Comirnaty yang disetujui FDA dapat digunakan untuk memberikan dosis booster. Demikian pula dengan vaksin virus corona dari Moderna yang disahkan FDA dan Spikevax yang disetujui FDA.

Baca Juga: Kemenkes Bantah Larang Warga Mudik dengan Wajibkan Vaksin Booster

2. Khawatir subvarian Omicron membuat AS menawarkan vaksin booster kedua

Ilustrasi vaksin Pfizer. (pexels.com/Zoltán Bencze)

Keputusan untuk menawarkan booster kedua di Amerika Serikat (AS) terjadi karena beberapa ilmuwan telah menyuarakan keprihatinan tentang subvarian virus corona Omicron, BA.2, yang sangat menular dan menjadi dominan dalam kasus infeksi baru di negara tersebut.

Kendati demikian, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), varian Omicron dari virus corona baru telah berkurang di AS, Kyodo News melaporkan.

"Data menunjukkan bahwa dosis booster awal sangat penting dalam membantu melindungi semua orang dewasa dari hasil COVID-19 yang berpotensi parah. Jadi, mereka yang belum menerima dosis booster awal sangat dianjurkan untuk melakukannya," kata Peter Marks, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologis FDA.

Sejauh ini, AS telah melaporkan total 80.019.128 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan 978.648 kematian terkait virus corona. Untuk vaksinasi, 217.498.967 orang yang telah divaksinasi sepenuhnya atau sekitar 66,26 persen dari populasi AS, menurut data dari Johns Hopkins University and Medicine pada 30 Maret 2022.

Baca Juga: Biden Larang Pesawat Rusia Masuk ke Wilayah Amerika Serikat

Verified Writer

Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya