TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Kerahkan Pesawat Pengebom Strategis B-52 ke Korsel

Unjuk kekuatan terbaru melawan ancaman rudal-nuklir Korut

Potret sebuah pesawat pengebom strategis B-52 Stratofortress Angkatan Udara Amerika Serikat (AS). (dok. Departemen Pertahanan AS/defense.gov)

Jakarta, IDN Times - Sebuah pesawat pengebom strategis B-52 milik Amerika Serikat (AS) akan tiba di pangkalan udara Korea Selatan (Korsel) akhir pekan ini. 

Menurut sumber militer pada Senin (16/10/2023), Pasukan AS di Korea (USFK) diperkirakan akan segera mengumumkan kedatangan pesawat bertenaga jet subsonik jarak jauh yang mampu membawa senjata nuklir tersebut, dilansir KBS World.

Kendati pembom tersebut telah berpartisipasi dalam latihan gabungan di wilayah udara Korsel, namun ini akan menjadi pertama kalinya B-52 Stratofortress mendarat di pangkalan udara Negeri Ginseng. Pendaratan pesawat tersebut di pangkalan luar negeri juga dianggap jarang terjadi.

Baca Juga: 5 Fakta B-52, Pesawat Pengebom AS yang Mampir ke Indonesia

Baca Juga: Korsel Gelar Parade Militer, Tandingi Korut?

1. Komitmen aliansi AS-Korsel

USFK mengatakan pengerahan tersebut menunjukkan komitmen AS terhadap aliansinya dengan Korsel, di mana ini bertepatan dengan peringatan 70 tahun aliansi kedua negara.

Pesawat tersebut juga akan tiba di Pameran Dirgantara dan Pertahanan Internasional Seoul 2023 yang akan berlangsung selama enam hari, yang di mulai pada Selasa. USFK mengatakan bahwa B-52 dijadwalkan melakukan dua penerbangan selama acara dua tahunan tersebut.

"Pengerahan B-52 dan rencana penerbangan lintas layang adalah bagian dari janji berkelanjutan kami untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di Semenanjung Korea," kata Rachel Buitrago, juru bicara Angkatan Udara ke-7, dikutip dari Kyodo News.

2. Hadapi provokasi Korea Utara

Bendera Korea Utara. (Unsplash.com/Micha Brändli)

B-52 merupakan salah satu dari tiga pengebom strategis utama AS bersama dengan B-2 Spirit dan B-1 B Lancer, yang mendarat di Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, 60 kilometer selatan Seoul pada September 2016 lalu, Korea Herald melaporkan.

Pengerahan pesawat tersebut juga dinilai sebagai bagian dari upaya Washington untuk lebih meningkatkan visibilitas rutin aset-aset strategis di kawasan, di tengah meningkatnya ketegangan atas ancaman yang ditimbulkan oleh program nuklir dan rudal Korea Utara (Korut) yang sedang berlangsung.

Pyongyang berencana untuk meluncurkan satelit mata-mata militer lagi pada bulan ini, setelah mengalami dua kali kegagalan pada tahun ini.

Baca Juga: Pengebom Jenius Alumni Harvard Tewas di Penjara AS 

Verified Writer

Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya