TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Militer Filipina-AS Gelar Patroli Maritim dan Udara Gabungan

Kegiatan berlangsung selama tiga hari di Laut China Selatan

Ilustrasi pesawat pengebom. (pixabay.com/Defence-Imagery)

Jakarta, IDN Times - Angkatan Bersenjata Filipina mengatakan bahwa pasukannya telah memulai patroli maritim dan udara gabungan dengan Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan pada Selasa (21/11/2023). Hal ini dilakukan ketika kedua negara meningkatkan kerja sama dalam menghadapi aktivitas Beijing yang semakin agresif di kawasan tersebut.

Militer Filipina melaporkan patrolidi sekitar Batanes, wilayah paling utara negara itu yang hanya berjarak sekitar 200 kilometer dari Taiwan, sebuah pulau dengan pemerintahan sendiri yang diklaim China sebagai miliknya.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut akan berakhir di Laut Filipina Barat. Patroli melibatkan sebuah kapal tempur pesisir dan satu pesawat patroli dari AS, serta tiga kapal angkatan laut dan tiga pesawat dari Filipina, dilansir NHK News.

Baca Juga: China dan Filipina Ribut di Laut China Selatan, Ada Apa?

Baca Juga: Ketemu di APEC, Marcos-Xi Jinping Bahas Ketegangan Laut China Selatan

1. Meningkatkan interoperabilitas kekuatan militer Filipina-AS

Manila mengatakan bahwa kegiatan maritim dan udara tersebut bertujuan untuk membina kerja sama regional antara kedua negara dalam menjaga kepentingan bersama.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan patroli gabungan tersebut merupakan bagian dari serangkaian acara yang disepakati oleh Dewan Pertahanan Bersama-Dewan Keterlibatan Keamanan kedua negara. Dia yakin bahwa kolaborasi tersebut dapat berkontribusi pada lingkungan yang lebih aman dan stabil bagi masyarakatnya.

"Inisiatif penting ini merupakan bukti komitmen kami guna meningkatkan interoperabilitas kekuatan militer kami dalam melakukan patroli maritim dan udara," kata Marcos di platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

2. Kebijakan pertahanan-keamanan Filipina di bawah pemerintahan Marcos

Sebelumnya, Manila-Washington biasa melakukan patroli militer bersama di Laut China Selatan, namun hal itu dihentikan ketika Presiden Rodrigo Duterte menjabat. Di bawah pemerintahannya, Duterte membina hubungan erat dengan Beijing dan Rusia.

Namun, di bawah kepemimpinan Marcos, yang terpilih tahun lalu, Manila telah memperdalam hubungannya dengan AS. Pada Februari, Marcos menyetujui perluasan kehadiran militer AS di Filipina.

Ini berdasarkan Perjanjian Peningkatan Kerja Sama Pertahanan 2014 antara sekutu perjanjian lama tersebut, di mana Manila mengizinkan Washington untuk menambah empat pangkalan baru dari lima lokasi yang ada.

Marcos menganggap upaya tersebut akan meningkatkan pertahanan pesisir Filipina, sejalan dengan upaya pemerintahan Biden untuk memperkuat aliansi militer di Indo-Pasifik guna melawan Beijing dengan lebih baik, serta mempromosikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Baca Juga: Filipina-China Ribut soal Tabrakan Kapal di Laut China Selatan

Verified Writer

Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya