TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Aung San Suu Kyi Ditahan, Militer Myanmar Ambil Alih Kekuasaan Setahun

Partai Aung San Suu Kyi sebut militer lakukan kudeta

Aung San Suu Kyi berjalan untuk mengambil sumpah di parlemen majelis rendah di Naypyitaw, Myanmar, pada 2 Mei 2012. ANTARA FOTO/REUTERS/Soe Zeya Tun/File Photo/

Jakarta, IDN Times – Militer Myanmar menyatakan telah mengambil alih kekuasaan negara tersebut selama setahun, setelah mengumumkan keadaan darurat pada Senin (1/2/2021).

Wakil Presiden Myanmar U Myint Swe, yang dicalonkan militer, diumumkan sebagai penjabat presiden.

Langkah itu diumumkan beberapa jam setelah Aung San Suu Kyi, pemimpin Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) yang memenangkan pemilu di Myanmar, dan tokoh senior lainnya dari partai yang berkuasa ditahan dalam penggerebekan dini hari tadi.

Sejak puluhan tahun lalu hingga 2011, Myanmar telah dipimpin oleh rezim militer. Suu Kyi sendiri sempat menjadi tahanan rumah selama puluhan tahun.

Baca Juga: Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar 

1. Partai Aung San Suu Kyi sebut militer lakukan kudeta

Warga berkumpul dalam reli mendukung Aung San Suu Kyi sebelum ia menghadiri sebuah sidang di Pengadilan Internasional (ICJ) di Bago, Myanmar, pada 9 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Myat Thu Kyaw

Langkah itu juga terjadi setelah ketegangan meningkat selama berhari-hari antara pemerintah sipil dan militer yang kuat. Militer menganggap pemilu yang dimenangkan Suu Kyi diliputi kecurangan. Kekacauan ini telah menimbulkan ketakutan akan terjadinya kudeta.

Penangkapan Suu Kyi sebelumnya telah dikonfirmasi oleh Juru Bicara NLD Myo Nyunt.

“Dengan situasi yang kami lihat terjadi sekarang, kami harus berasumsi bahwa militer melakukan kudeta,” katanya seperti dikutip dari The Straits Times.

“Saya ingin memberitahu orang-orang kami untuk tidak menanggapi dengan gegabah, dan saya ingin mereka bertindak sesuai dengan hukum,” kata Myo Nyunt seraya menambahkan bahwa dia juga diperkirakan akan ditahan.

2. Deretan pejabat yang ditahan

Penasehat Negara dan Menteri Luar Negeri Myanmar Aung San Suu Kyi (ANTARA FOTO/Ye Aung Thu)

Menurut Myo Nyunt, bukan hanya Suu Kyi yang ditahan dalam penggerebekan dini hari tadi. Bersama Suu Kyi, ada juga Presiden Win Myint dan para pemimpin lainnya yang ditahan.

Kabar penangkapan ini juga telah dikonfirmasi oleh tentara negara itu. “Tentara Myanmar mengatakan telah melakukan penahanan sebagai tanggapan atas kecurangan dalam pemilu,” demikian pernyataan di stasiun televisi milik militer.

Seorang anggota parlemen NLD, yang meminta tidak disebutkan namanya karena takut akan menerima konsekuensi, mengatakan bahwa salah satu dari yang ditahan termasuk Han Thar Myint, anggota komite eksekutif pusat partai.

Selain itu, menurut sumber partai, menteri utama negara bagian Karen dan beberapa menteri regional lainnya juga ditahan.

3. Kekacauan terjadi di Ibu Kota Myanmar

NLD, partai pimpinan Suu Kyi raih lebih dari 350 kursi di parlemen. Ilustrasi (instagram.com/dvbphotonews)

Menurut laporan, saluran telepon ke Ibu Kota Myanmar, Naypyitaw, tidak dapat dihubungi dan TV negara mati beberapa jam sebelum Parlemen mengadakan pertemuan. Pertemuan itu sendiri telah dijadwalkan, dan seharusnya menjadi yang pertama kalinya sejak kemenangan NLD dalam pemilihan umum pada November.

“Tentara menduduki balai kota di kota utama Yangon dan data internet seluler serta layanan telepon di benteng NLD terganggu,” kata warga seperti dikutip dari The Straits Times.

“Konektivitas internet juga telah turun secara dramatis,” kata layanan pemantauan NetBlocks.

Baca Juga: Partai Aung San Suu Kyi Akhirnya Menang Pemilu Myanmar Kali Ini

4. Profil Suu Kyi

independent.co.uk

Suu Kyi yang berusia 75 tahun saat ini merupakan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian. Ia telah berkuasa di negara itu setelah menang telak dalam Pemilihan Umum 2015.

Kemenangannya itu serta perjuangannya untuk menegakkan demokrasi langsung mengubah Suu Kyi menjadi ikon internasional.

Namun citra tersebut langsung rusak setelah ratusan ribu warga Rohingya melarikan diri dari operasi militer ke pengungsian, di negara bagian Rakhine barat Myanmar pada 2017. Meski demikian, Suu Kyi tetap sangat populer di negaranya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya