Partai Aung San Suu Kyi Akhirnya Menang Pemilu Myanmar Kali Ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Naypyitaw, IDN Times - Pemilihan Umum Myanmar tahun ini akhirnya dimenangkan oleh Partai National League for Democracy, partai yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi. Partai tersebut berhasil memenangkan sebanyak 346, di mana hanya membutuhkan lebih dari 322 kursi untuk bisa membentuk pemerintahan berikutnya. Bagaimana proses Pemilihan Umum yang berlangsung di Myanmar?
1. Beberapa pemimpin dunia telah mengucapkan selamat kepada Aung San Suu Kyi
Dilansir dari BBC, Partai National League for Democracy (NLD) telah mengamankan parlemen sekaligus memenangkan Pemilihan Umum Myanmar tahun ini dengan perolehan 346 kursi. Itu terjadi beberapa hari setelah partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi itu mengklaim kemenangan berdasarkan hasil awal. Beberapa pemimpin negara di dunia sudah memberikan ucapan selamat kepada Aung San Suu Kyi dan partainya.
Dengan hasil ini menunjukkan sebagai ukuran dukungan untuk partai NLD dan Suu Kyi setelah krisis Rohingya. Partai NLD tetap populer di Myanmar meski mendapatkan banyak kritik di seluruh dunia setelah Suu Kyi menanggapi krisis tersebut. Ketika itu, sebanyak ratusan ribu warga Rohingya melarikan diri akibat tindakan keras militer Myanmar, yang dinilai PBB sebagai pembersihan etnis pada tahun 2017 lalu.
2. Pihak militer Myanmar meminta Pemilihan Umum kembali diulang
Editor’s picks
Pihak oposisi yang didukung oleh militer Myanmar menganggap pemerintah Myanmar telah melakukan penyimpangan, meski hanya memberikan sedikit bukti. Tak hanya itu, pihak oposisi Myanmar juga menuntut proses Pemilihan Umum digelar ulang. Dalam konferensi pers pada hari Rabu, 11 November 2020, Partai Union Solidarity dan Partai Development mengatakan tidak mengakui hasil Pemilihan Umum dan meminta pihak berwenang untuk mengadakan Pemilihan Umum bersifat bebas, adil, tidak bias, serta bebas dari kampanye yang tidak adil.
Menjelang proses Pemilihan Umum, pihak militer juga mengatakan pemungutan suara awal telah menunjukkan kesalahan pengabaian dalam daftar pemilih dan pelanggaran luas terhadap hukum dan prosedur. Militer sejauh ini belum memberikan bukti apapun baik pengamat internasional maupun lokal mengatakan Pemilihan Umum Myanmar kali ini berjalan dengan lancar. Pihak KPU Myanmar menegaskan kembali dalam konferensi pers mereka bahwa Pemilihan Umum itu dilakukan secara adil dan bebas.
Baca Juga: Warga Miskin di Myanmar Terpaksa Makan Tikus Saat Lockdown Kedua
3. Kelompok minoritas merasa dikecewakan dengan partai Aung San Suu Kyi
Pada masa pemerintahan Aung San Suu Kyi, kelompok minoritas seperti Rohingya berharap di bawah kekuasaan partai NLD akan membawa kebebasan demokrasi yang lebih besar, namun para pengkritiknya mengatakan bahwa partai penguasa yang dipimpin Aung San Suu Kyi dinilai gagal mewujudkan reformasi atau membawa stabilitas negara. Sebelumnya, ia juga telah berjanji untuk menciptakan perdamaian di mana telah terjadi berbagai konflik, seperti yang dialami oleh warga kaum Rohingya di Rakhine.
Tak hanya itu, proses pemungutan suara di wilayah-wilayah kaum minoritas sebanyak 1,5 juta suara juga dibatalkan karena alasan keamanan. Kelompok Fortify Rights mengatakan awal pekan ini merasa prihatin dengan penangkapan para aktivis dan tindakan keras terhadap kebebasan berekspresi dan berkumpul. Direktur Regional Fortify Rights, Ismail Wolff, menjelaskan prinsip inti pemilu di bawah hukum internasional adalah bersifat universal dan persamaan hak pilih serta bukan itu yang terjadi beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Warga Miskin di Myanmar Terpaksa Makan Tikus Saat Lockdown Kedua
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.