Begitu Dilantik, Biden Bakal Cabut Larangan Larangan Muslim Masuk AS
Larangan tersebut dibuat di era Donald Trump
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Joe Biden akan dilantik menjadi presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) pada 20 Januari alias besok. Meski demikian, sekarang ini ia telah dikabarkan akan menandatangani belasan perintah eksekutif pada hari pertamanya menjabat.
Menurut memo dari kepala staf yang baru menjabat Ron Klain, beberapa topik yang akan masuk dalam perintah eksekutif Biden di antaranya adalah membawa AS kembali ke perjanjian iklim Paris dan mengakhiri larangan perjalanan pada negara-negara mayoritas Muslim.
Dia juga akan menandatangani perintah penghentian penggusuran dan pembayaran pinjaman siswa selama pandemi virus corona dan mengeluarkan mandat memakai masker di semua properti federal.
“Selama kampanye, presiden terpilih Biden berjanji untuk mengambil tindakan segera untuk mulai mengatasi krisis ini dan membangun kembali dengan lebih baik,” tulis Klain. “Sebagai presiden, dia akan menepati janji itu dan menandatangani lusinan perintah eksekutif, memorandum presiden, dan arahan kepada badan-badan kabinet untuk memenuhi janji yang dia buat.”
Baca Juga: Goldman Sachs Yakin Ekonomi AS Tumbuh Lebih Baik di Tangan Biden
1. Larangan Muslim masuk AS
Rencana Biden untuk mengakhiri larangan perjalanan di negara-negara mayoritas Muslim berarti dirinya akan membalikkan aturan yang telah diterapkan pendahulunya, Donald Trump yang menjabat presiden AS sejak menang pemilu pada 2016.
Trump telah menerapkan perintah eksekutif yang berisi larangan masuk ke AS pada tujuh negara mayoritas Muslim sekitar setahun setelah ia menjabat. Namun, perintah itu dibuat ulang beberapa kali akibat sejumlah gugatan hukum dan sebuah versi aturan tersebut dikukuhkan oleh Mahkamah Agung pada 2018.
Baca Juga: Trump Kalah Pemilu, Tiongkok Menang Perang Dagang dengan AS