Jadi Perdana Menteri Baru Israel, Ini Janji Naftali Bennett
Bagaimana nasib Palestina setelah Naftali Bennett jadi PM?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri (PM) Israel yang baru, Naftali Bennett, telah berjanji untuk menyatukan bangsa yang telah dilanda kebuntuan politik selama bertahun-tahun tersebut.
Bennett mengatakan pemerintahnya akan bekerja demi semua orang. Ia juga mengatakan bahwa reformasi di bidang pendidikan, kesehatan dan mengurangi birokrasi akan menjadi prioritasnya.
BBC melaporkan bahwa nasionalis sayap kanan itu akan memimpin koalisi partai-partai yang belum pernah terjadi sebelumnya, setelah memenangkan mosi tidak percaya dengan selisih satu suara pada Minggu (13/6/2021).
Koalisi baru itu disetujui dengan 60 suara berbanding 59 suara, dengan satu suara abstain.
“Ini bukan hari berkabung. Ada perubahan pemerintahan dalam demokrasi. Itu saja,” kata Bennett yang berusia 49 tahun dalam pidatonya.
Baca Juga: Profil Naftali Bennett, PM Israel Pengganti Netanyahu
1. Gantikan Benjamin Netanyahu
Sebagai perdana menteri baru, Bennett menggantikan Benjamin Netanyahu, yang telah dipaksa mundur dari jabatannya setelah 12 tahun mengisi peran tersebut.
Bennett, pemimpin partai Yamina, akan menjadi perdana menteri hingga September 2023 sebagai bagian dari kesepakatan pembagian kekuasaan.
Dia kemudian akan menyerahkan kekuasaan kepada Yair Lapid, kepala partai Yesh Atid yang berhaluan tengah, untuk meneruskan masa jabatan dua tahun setelahnya.
Meski tak lagi jadi PM, Netanyahu, yang adalah perdana menteri terlama Israel, akan tetap menjadi pimpinan partai sayap kanan Likud dan menjadi pemimpin oposisi.
Baca Juga: Tak Hanya Netanyahu, Ini 5 Pemimpin Negara yang Dilengserkan Parlemen
Baca Juga: Naftali Bennet Jadi PM Israel, Palestina Pesimistis akan Perdamaian