Ngebet Rangkul Indonesia, PM Israel Buka Suara
Netanyahu mengatakan ada lebih banyak kesepakatan damai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, akan ada lebih banyak kesepakatan damai yang diumumkan di masa depan dengan negara-negara Arab dan Muslim. Ia pun mengklaim hal itu bisa terjadi lebih cepat dari yang diharapkan.
Pernyataan itu disampaikan Netanyahu saat isu normalisasi hubungan antara Israel dengan sejumlah negara mayoritas Muslim, seperti Indonesia dan Oman, sedang panas-panasnya.
“Kami akan melihat lebih banyak, lebih banyak negara, lebih banyak dari yang diharapkan orang dan mungkin lebih cepat dari yang diharapkan orang,” katanya, sebagaimana dilaporkan Jerusalem Post, Kamis (24/12/2020).
Baca Juga: Janji Investasi AS Dalam Bujukan Normalisasi dengan Israel
1. Normalisasi hubungan dengan Indonesia dan Oman
Menteri Intelijen negara itu, Eli Cohen sebelumnya telah mengemukakan kemungkinan berdamai antara Israel dengan sejumlah negara Islam di Arab dan Asia. Ia bahkan mengatakan Israel bisa saja menjalin kesepakatan dengan Indonesia, Oman, Mauritania, Niger dan Arab Saudi.
Ia juga mengisyaratkan adanya kemungkinan negara Asia lain yang tak disebutkan namanya, akan turut melakukan normalisasi hubungan. Beberapa pihak berspekulasi negara Asia lain itu adalah Pakistan.
Sumber diplomatik mengatakan kepada The Jerusalem Post, Indonesia dan Oman adalah negara yang paling mungkin menjalin hubungan dengan Israel, dan pekerjaan atas nama normalisasi dengan negara-negara tersebut berada pada tahap yang lebih maju daripada dengan negara lain.
Menurut laporan, Oman memiliki hubungan tingkat rendah dengan Israel dari 1994-2000. Sementara Indonesia tak pernah memiliki hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu, tetapi hanya memiliki hubungan rahasia dan kontak perdagangan tingkat rendah serta hubungan antara para pemimpin negara.
Indonesia dan Israel juga memiliki hubungan pertahanan informal sejak tahun 1970-an. Para pemimpin Indonesia selama beberapa dekade memandang Israel sebagai mitra dagang potensial, tetapi tidak lebih dari itu.
Baca Juga: Dibantu AS, Israel Sebut 2 Negara Muslim Siap Buka Hubungan Diplomatik