TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Gunakan Bom Tandan untuk Bunuh Warga Sipil Ukraina

Penggunaan bom tandan dilarang oleh banyak negara

Seorang anggota tentara Rusia menembakkan sebuah howitzer dalam latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/Sergey Pivovarov/File Photo.

Jakarta, IDN Times - Pasukan Rusia telah menggunakan sejumlah senjata yang dilarang secara luas di seluruh dunia, ketika melakukan invasi di wilayah Kyiv, Ukraina, menurut penelitian yang dilakukan the Guardian. Ratusan warga sipil tewas akibat serangan itu.

Dikutip dari the Guardian, Sabtu (23/4/2022), bukti yang dikumpulkan selama kunjungan ke Bucha, Hostomel, dan Borodianka, menunjukkan pasukan Rusia telah menggunakan munisi tandan, bom tandan, dan bom terarah yang sangat kuat di daerah berpenduduk. Bom itu dilaporkan telah menghancurkan setidaknya delapan bangunan warga sipil.

Bucha, Hostomel dan Borodianka merupakan wilayah di mana penjajah Rusia telah dituduh melakukan kekejaman terhadap penduduk sipil.

Baca Juga: Perang Rusia dan Ukraina Dimulai! Rusia Lancarkan Invasi Skala Penuh

1. Penemuan bukti penggunaan senjata yang dilarang

Anggota tentara Rusia menembakkan peluncur granat berpeluncur roket (RPG) saat latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Jumat (21/1/2022). Foto diambil tanggal 21 Januari 2022. ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Bellingcat, sekelompok jurnalis online nirlaba yang didedikasikan untuk investigasi kejahatan perang, telah meninjau beberapa gambar yang dikumpulkan Guardian. Mereka mengonfirmasi keberadaan sirip ekor bom tandan RBK-500 dengan submunisi PTAB-1M dan roket klaster, yang diluncurkan BM-30 Smerk.

Rusia telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil, serta menyatakan tuduhan Ukraina dan Barat tentang kejahatan perang dibuat-buat.

Namun, penarikan Rusia dari wilayah Kyiv yang didudukinya hingga awal April lalu, telah menunjukkan tanda-tanda adanya munisi tandan di puing-puing mobil, jalan, bangunan sipil, dan juga mayat.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Buyarkan Proyeksi Ekonomi Makro Global

2. Konvensi Munisi Tandan

Anggota layanan Angkatan Bersenjata Ukraina membawa senjata selama latihan militer di tempat penembakan di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa (15/2/2022). ANTARA FOTO/General Staff of the Ukrainian Armed Forces/Handout via REUTERS.

Munisi tandan dilarang sebagian besar negara dunia untuk dilepaskan di daerah-daerah di mana tidak ada personel militer dan tidak ada infrastruktur militer. Larangan ini tercantum dalam perjanjian pada 2008 yang disebut Konvensi Munisi Tandan.

Bom tandan dirancang untuk melepaskan lusinan bom yang lebih kecil, yang disebut submunisi, di wilayah yang luas, tetapi amunisi yang lebih kecil tidak selalu meledak. Oleh karenanya, ini dapat menimbulkan risiko pada masa depan bagi warga sipil.

Bom-bom tersebut dilarang di bawah hukum internasional oleh perjanjian 2008, yang telah ditandatangani lebih dari 100 negara. Rusia atau pun Ukraina tidak termasuk di dalamnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya