Pemilu Niger: Peralihan Kekuasaan Demokratis dalam Sejarah
30 capres bersaing memperebutkan suara 7,4 juta pemilih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Niamey, IDN Times – Republik Niger, negara yang terletak di bagian barat Afrika ini, pada hari Minggu (27/12) melakukan pemilihan umum presiden dan juga legislatif. Ada sekitar 7,4 juta penduduk yang terdaftar dalam pemungutan suara untuk memilih presiden baru.
Presiden saat ini, Mahamadou Issoufou telah menjalankan dua kali masa jabatan lima tahun dan siap menyerahkan kekuasaan kepada pemimpin baru dalam pilpres yang digelar tahun ini. Ini adalah kali pertama bagi Niger untuk melakukan peralihan kekuasaan secara demokratis setelah beberapa kali mengalami kudeta setelah kemerdekaan dari Perancis selama 60 tahun.
Baca Juga: Pemilu Niger Tetap Digelar Meski Dibayangi Krisis
1. Peralihan kekuasaan secara demokratis dalam sejarah
Pemilihan presiden yang berlangsung di hari minggu dilaporkan berjalan dengan aman. Melansir dari kantor berita Al Jazeera, di ibukota Niamey, pemilu berlangsung tertib dan damai, tidak terlalu banyak pemilih yang berdatangan di pagi hari, namun pejabat pemilu setempat mengatakan jumlahnya akan terus bertambah hingga waktu penutupan tiba.
Ini merupakan suatu momen yang bersejarah bagi Niger, dimana pemilu yang berjalan dengan damai ditandai dengan peralihan kekuasaan secara demokratis tanpa adanya masalah sengketa. Presiden saat ini, Mahamadou Issoufou yang telah memimpin dua periode jabatan selama 10 tahun menyambut baik para kandidat pengganti dirinya dalam pilpres yang digelar.
Langkah ini berbeda dari pilpres yang diselenggarakan oleh negara Afrika lainnya seperti Pantai Gading dan Guinea dimana Presiden petahana menggunakan perubahan konstitusi untuk mencalonkan diri pada putaran ketiga dan menyebabkan sengketa pilpres berupa penolakan hasil pemilu oleh kubu oposisi.
Diketahui sebelumnya, sejak merdeka dari Perancis pada tahun 1960, Niger sudah mengalami empat kali kudeta dimana kudeta yang terakhir terjadi setahun sebelum Mahamadou Issoufou memenangkan pilpres di tahun 2011. Kali ini, dengan adanya proses pemilihan yang damai, Niger selangkah lagi akan melakukan peralihan kekuasaan dari presiden ke presiden terpilih selanjutnya secara demokratis untuk pertama kali.
Hasil pemungutan suara pun diharapkan selesai dan diumumkan dalam beberapa hari kedepan.
Baca Juga: Pemilu Niger Tetap Digelar Meski Dibayangi Krisis
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.