TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Batasi Akses Facebook dan Ancam Blokir Media

Sebanyak 29 ribu orang dari Ukraina mengungsi ke Polandia

Ilustrasi Facebook (ANTARA FOTO/REUTERS/Dado Ruvic/File Photo)

Jakarta, IDN Times - Rusia membatasi akses Facebook dan menuduh jejaring sosial tersebut menyensor media negara tersebut.

Regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor, mengatakan Facebook mengabaikan permintaan mereka untuk mencabut larangan terhadap empat media, yaitu kantor berita RIA, Zvevda TV milik Kementerian Pertahanan, situs gazeta.ru dan lenta.ru.

"Sejalan dengan keputusan Kejaknsaan Umum, mulai 25 Februari Roskomnadzor mengenakan larangan akses sebagian terhadap jejaring sosial Facebook," kata Roskomnadzor, dikutip dari Reuters melalui kantor berita ANTARA, Sabtu (26/2/2022).

Baca Juga: Indonesia Harus Segera Bersuara Hentikan Invasi Rusia ke Ukraina

1. Rusia menekan media dalam negeri dan ancam pemblokiran

Orang-orang menghadiri upacara penghormatan kepada para pembela Ukraina yang gugur, termasuk tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di bandara Donetsk hari ini pada tahun 2015, di sebuah peringatan di dekat markas besar Kementerian Pertahanan di Kyiv, Ukraina, Kamis (20/1/2022). ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS.

Moskow juga menekan media dalam negeri dan menyatakan akan memblokir, jika berita memuat informasi palsu tentang operasi militer di Ukraina.

"Kemarin, otoritas Rusia memerintahkan kami menghentikan pengecekan fakta independen dan melabeli konten yang diunggah di Facebook oleh empat organisias milik negara Rusia. Kami menolak. Dampaknya, mereka mengumumkan akan membatasi layanan kami," cuit Kepala urusan internasional Meta Platforms, Nick Clegg, melalui akun Twitternya.

Menurut Clegg, "orang Rusia biasa" menggunakan aplikasi dari Meta, seperti Instagram, WhatsApp, Facebook dan Messenger, untuk "mengekspresikan diri dan merencanakan aksi".

Rusia selama beberapa tahun belakangan memperketat aturan untuk internet dan perusahaan teknologi. Kebijakan ini disebut untuk membungkam oposisi pemerintah dan membatasi kebebasan individu dan perusahaan.

Baca Juga: WNI di Ukraina dalam Kondisi Sehat, Dievakuasi ke KBRI Kiev

2. Sebanyak 29 ribu orang dari Ukraina lintasi perbatasan Polandia

Tank Ukraina berjalan menuju kota, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di bagian timur Ukraina, di Mariupol, Ukraina, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria.

Sementara, Penjaga Perbatasan Polandia pada Jumat (25/2/2022), menyatakan 29 ribu orang memasuki Polandia pada Kamis, 24 Februari 2022, melalui perbatasan negara itu dengan Ukraina.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Polandia Wojciech Andrusiewicz kepada kantor berita Polandia pada Kamis lalu mengatakan, Polandia bersiap melalui 'skenario terburuk' terkait konflik di Ukraina, dan siap memberikan perawatan medis kepada pengungsi yang datang ke negaranya, setelah Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Donbass.

Wakil Menteri Dalam Negeri Polandia Pawel Szefernaker mengatakan, delapan pusat penerimaan telah didirikan untuk pengungsi Ukraina di Provinsi Lublin, Polandia timur dan Podkarpackie di tenggara yang berbatasan dengan Ukraina.

Warga Ukraina yang tiba di Polandia akan diberikan "makanan, bantuan medis, dan informasi," kata Szefernaker.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya