TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ajudan Baghdadi Jadi Kunci Tentara Amerika Serikat Temukan Si Teroris

Ajudan dengan gelar Doktor itu ditangkap otoritas Turki

Prajurit Amerika Serikat dan Turki bertemu di perbatasan Turki-Suriah sebelum patroli gabungan Amerika Serikat-Truki, seperti yang terlihat dari dekat kota Akcakale, Turki, pada 8 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer

Washington DC, IDN Times - Perburuan pemimpin kelompok teroris ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, yang berujung pada kematiannya mengungkap proses yang tidak terduga. Berdasarkan laporan Reuters, pasukan Amerika Serikat di Suriah berhasil menemukan keberadaannya berkat informasi dari seorang ajudan top Baghdadi.

Ismael al-Ethawi, satu dari lima ajudan utama Baghdadi, dilaporkan membocorkan soal pimpinannya itu kepada tim intelijen Irak pada awal 2018. Salah satu informasi penting, menurut dua pejabat keamanan Irak, adalah tentang bagaimana Baghdadi berhasil lolos dari penangkapan selama bertahun-tahun.

Baca Juga: 5 Hal Tentang Baghdadi, Pimpinan ISIS yang Tewas di Tangan Militer AS

1. Ethawi juga memberitahu pergerakan Baghdadi dan kelompoknya

Prajurit Amerika Serikat dan Turki bertemu di perbatasan Turki-Suriah sebelum patroli gabungan Amerika Serikat-Truki, seperti yang terlihat dari dekat kota Akcakale, Turki, pada 8 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer

Berdasarkan keterangan Ethawi yang disampaikan kepada Irak, Baghdadi diketahui beberapa kali menggelar pertemuan strategis dengan sejumlah komandan lapangannya dalam minibus yang bergerak. Untuk membuatnya terlihat normal, kendaraan-kendaraan itu dibuat seakan sedang mengangkut sayuran.

"Ethawi memberi informasi berharga yang membantu tim dari badan-badan keamanan Irak untuk melengkapi potongan-potongan teka-teki yang hilang tentang pergerakan Baghdadi serta tempat-tempat yang ia pakai bersembunyi," kata pejabat Irak. "Ethawi memberikan detil soal lima laki-laki, termasuk dirinya, yang menghadiri pertemuan dengan Baghdadi di Suriah dan sejumlah lokasi berbeda."

2. Ethawi pernah bergabung dengan Al-Qaeda dan dipenjara pada sekitar 2006 sampai 2008

Pasukan militer Amerika Serikat dan Turki melakukan patroli gabungan di dalam area mekanisme keamanan di timur laut Suriah, pada 8 September 2019. ANTARA FOTO/U.S. Army/Spc/ Alec Dionne/Handout via REUTERS

Profil Ethawi sendiri terbilang mengejutkan. Ia memiliki gelar Doktor Ilmu Islam. Badan intelijen Irak menyebut ia adalah satu dari lima ajudan tertinggi Baghdadi. Sebelum bersumpah setia kepada pemimpin ISIS itu, Ethawi pernah bergabung dengan Al-Qaeda pada 2006.

Dua tahun kemudian, pasukan Amerika Serikat berhasil menangkap dan memenjarakannya selama empat tahun. Setelah bebas, Ethawi ditugaskan untuk memberikan ceramah keagamaan sampai menyeleksi komandan-komandan ISIS di lapangan.

Pada 2017, ketika ISIS mulai runtuh, ia melarikan diri bersama istrinya. Ethawi ditangkap oleh otoritas Turki ketika ia berusaha kabur untuk bersembunyi di negara tersebut. Dari sana, ia kemudian diserahkan kepada Irak untuk menjalani interogasi.

3. Informasi dari Ethawi diteruskan ke badan intelijen Amerika Serikat

Sebuah helikopter terbang di atas perbatasan Turki-Suriah saat patroli gabungan Amerika Serikat-Truki, seperti yang terlihat dari dekat kota Akcakale, Turki, pada 8 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer

Segala informasi dari Ethawi pun diteruskan kepada CIA terutama ketika Amerika Serikat, Turki dan Irak melakukan kerja sama intelijen pada awal 2019. Di saat ini juga mereka berhasil menangkap para senior ISIS, termasuk empat warga Irak dan satu orang Suriah.

"Mereka semua membeberkan seluruh lokasi pertemuan dengan Baghdadi di Suriah dan kami memutuskan untuk berkoordinasi dengan CIA untuk menurunkan lebih banyak sumber daya di area-area tersebut," tambah salah satu petinggi intelijen Irak.

Baru pada pertengahan 2019 mereka mampu melacak keberadaan Baghdadi di Idlib ketika berpindah dari satu desa ke desa lain bersama keluarga dan tiga ajudannya. Posisi Baghdadi semakin jelas dengan penggunaan satelit serta drones oleh CIA selama lima bulan.

Ketika diserbu, Baghdadi sedang pergi dengan keluarganya ke sebuah desa dengan mengendarai minibus. Karena terpojok dengan keberadaan pasukan Amerika Serikat yang melakukan penyerbuan, ia dilaporkan langsung meledakkan bom sabuk yang membuatnya tewas seketika.

Baca Juga: [BREAKING] Pimpinan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Dikabarkan Tewas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya