TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Boris Johnson Masuk ICU Akibat COVID-19, Muncul Ketidakpastian Politik

Konstitusi Inggris tak atur soal pengganti Perdana Menteri

Perdana Menteri Inggri Boris Johnson tiba dengan anjingnya Dilyn di tempat pemungutan suara di Aula Pusat Metodis untuk memberikan suaranya pada pemilihan umum di London, Inggris, pada 12 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Mukoya

London, IDN Times - Kondisi kesehatan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikabarkan memburuk akibat positif COVID-19 sehingga harus masuk ke ruang unit perawatan intensif (ICU) pada Senin (7/4). Ia pun menunjuk Menteri Luar Negeri Dominic Raab untuk mewakilinya pada beberapa kesempatan. 

Situasi ini menimbulkan ketidakpastian politik apalagi konstitusi Inggris tidak mengatur tentang siapa yang akan menjadi pelaksana tugas sementara jika kesehatan Boris terus menurun atau ia tidak bisa melakukan komunikasi secara terus-menerus karena harus menjalani perawatan intensif.

Baca Juga: Tak Juga Pulih Usai Isolasi Mandiri, PM Inggris Dibawa ke Rumah Sakit

1. Raab adalah politisi Partai Konservatif yang sangat pro-Brexit

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab bersama Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan. Foto diunggah oleh Dominic Raab pada 4 Maret 2020. twiiter.com/DominicRaab

Sejauh ini, yang publik tahu adalah sosok Raab tidak terlalu jauh berbeda dengan Boris. Ia merupakan politisi Partai Konservatif yang sangat mendukung Brexit. Pada 2010, ia terpilih untuk masuk berkantor di Westminster sebagai anggota parlemen. Lima tahun kemudian, ketika David Cameron menjadi penghuni Downing Street 10, Raab ditunjuk sebagai anggota kabinet.

Saat Theresa May terpilih sebagai Perdana Menteri, Raab menduduki jabatan sebagai Menteri Brexit. Akan tetapi, waktu May gagal bernegosiasi dengan Uni Eropa, Raab memilih mundur sebagai bentuk protes. Berdasarkan spektrum politik, Boris lebih liberal secara sosial dibandingkan Raab, tapi ini tak melunturkan loyalitasnya kepada politisi 55 tahun itu.

2. Belum jelas seberapa luas tanggung jawab yang harus diemban Raab

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meninggalkan Downing Street di London, Inggris, pada 12 Februari 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah McKay)

Walau masuk ICU, Boris disebut masih mampu menjalankan komando. Akan tetapi, publik masih belum mengetahui sampai mana kewenangan yang diberikan kepada Raab. Ini karena sistem pemerintahan Inggris berbeda, misalnya dengan Amerika Serikat atau Indonesia, yang langsung mengamanahkan tugas kepada pemegang Wakil Presiden.

Posisi Deputi Perdana Menteri pun sudah kosong di Inggris sejak beberapa tahun terakhir. Raab sendiri mencoba meyakinkan masyarakat bahwa Boris masih memimpin jalanannya pemerintahan. "Urusan pemerintah akan berlanjut dan Perdana Menteri berada di tangan yang aman bersama tim brilian di Rumah Sakit St. Thomas," kata Raab, seperti dikutip The Telegraph.

"Fokus pemerintah adalah terus memastikan arahan Perdana Menteri, seluruh rencana untuk memastikan bahwa kita bisa mengalahkan virus corona dan sukses melawan tantangan ini akan dijalankan," tambahnya. Ia menolak mengungkap apakah pengambilan keputusan penting seperti soal keamanan nasional diserahkan juga kepadanya atau masih tergantung kepada Boris.

Baca Juga: Kondisi Memburuk karena COVID-19, PM Inggris Boris Johnson Masuk ICU 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya