Demi Lawan COVID-19, Presiden Korea Selatan Minta Aparat Lebih Tegas
Pemerintah menuduh gereja menghambat usaha melawan COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, menginstruksikan agar para otoritas kesehatan menindak tegas siapa pun yang berusaha menghambat kerja pemerintah dalam melawan penyebaran COVID-19.
Seperti dilaporkan kantor berita Yonhap, Moon meminta tindakan tegas, termasuk berupa gugatan hukum, jika ada orang yang menghalangi studi epidemiologis. Pernyataan itu disampaikan saat ia mengunjungi kantor pemerintah kota Seoul pada Jumat 21 Agustus 2020.
"Jika perlu, hukum-hukum yang relevan harus ditegakkan, termasuk penangkapan di tempat atau mencari surat perintah penangkapan," kata Moon di hadapan para pejabat ibu kota.
Baca Juga: Kim Yo-jong di Balik Putusnya Komunikasi Korea Utara dan Korea Selatan
1. Pernyataan Moon dianggap merujuk kepada Gereja Sarang Jeil
Pernyataan keras Moon mendapatkan reaksi dari publik Korea Selatan. Mereka menganggap ia merujuk kepada Gereja Sarang Jeil yang baru saja menjadi klaster COVID-19 terbesar kedua di negara tersebut.
Dalam minggu ini, otoritas telah berusaha melakukan tes kepada 3.263 jemaat gereja yang berlokasi di Seoul itu. Sebanyak 630 di antaranya terbukti positif COVID-19. Sementara, masih ada ratusan lain yang belum melaporkan sehingga pemerintah sulit melakukan pelacakan.
Pihak gereja dan pastor Jun Kwang-hoon dituduh menghalangi kerja otoritas kesehatan dengan menutupi daftar lengkap jemaat yang beribadah di sana sejak 27 Juli hingga 13 Agustus. Pemerintah khawatir klaster Gereja Sarang Jeil akan berdampak sangat buruk bagi upaya menghentikan penyebaran COVID-19 di Korea Selatan.
"Alasan kami menganggap situasi terkini dengan serius adalah karena penularan ini, yang mulai menyebar di sekitar fasilitas keagamaan yang spesifik, sedang bermunculan di seluruh negeri melalui reli-reli tertentu," ujar Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Gereja Kembali Jadi Klaster COVID-19 di Korea Selatan, Pastor Dituntut