Facebook Siap Gugat Thailand soal Pemblokiran Grup yang Kritik Raja
Di Thailand, Sang Raja tidak boleh dikritik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Thailand menuntut Facebook untuk memblokir akses ke sebuah grup yang berisi kritikan terhadap Raja Vajiralongkorn. Grup itu terdiri dari satu juta anggota dan menjadi sorotan di tengah protes yang hampir tiap hari dilakukan mahasiswa di Bangkok dan sekitarnya.
Akan tetapi, Facebook menyatakan siap menggugat tuntutan pemerintah tersebut. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat itu melihat apa yang diminta Thailand tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dipromosikan.
Baca Juga: Kerap Terima Ancaman, Politisi Perempuan Minta Facebook Bertindak
1. Thailand mempunyai hukum yang melarang rakyat mengkritik kerajaan
Seperti dilaporkan Reuters, grup bernama Royalist Marketplace itu dibuat di Facebook oleh Pavin Chachavalpongpun pada April lalu. Pavin merupakan warga Thailand yang memilih mengasingkan di Jepang.
Ia sering melontarkan kritikan terhadap kerajaan. Pada Senin malam 24 Agustus 2020, muncul pesan dalam grup itu. "Akses ke grup ini sudah dibatasi di dalam Thailand, karena permintaan legal dari Kementerian Ekonomi Digital dan Kemasyarakatan," tulis pesan itu.
Berdasarkan hukum yang berlaku di Thailand, siapa pun yang berada di negara itu dilarang mengkritik raja. Jika melanggar, hukumannya mencapai 15 tahun penjara. Aturan ini juga yang menjadi dasar bagi banyaknya permintaan untuk memblokir atau menghapus suatu konten di internet.
Baca Juga: 3 Hal yang Perlu Kamu Tahu soal Protes Anti-Pemerintah di Thailand