TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pembunuhan Soleimani: Israel Waspadai Aksi Balas Dendam Iran

Netanyahu buru-buru pulang dari lawatan ke luar negeri

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri untuk Pemerataan Sosial Gila Gamliel (ki) dan Sekretaris Kabinet Tzachi Braverman (ka) menghadiri rapat kabinet mingguan di kantor Netanyahu di Yerusalem, pada 1 Desember 2019. ANTARA FOTO/Abir Sultan/Pool via REUTERS

Tel Aviv, IDN Times - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mempersingkat kunjungan diplomatiknya ke Yunani pada Jumat (3/1) menyusul memanasnya tensi di Timur Tengah. Seperti dilaporkan sebelumnya, Pentagon mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat telah membunuh Jenderal Qassem Soleimani dalam sebuah serangan udara di hari yang sama.

Seperti dilaporkan Times of Israel, kepulangan Netanyahu ke Israel dikarenakan ada kewaspadaan bahwa Iran akan melakukan aksi balas dendamnya terhadap negara Yahudi tersebut. Soleimani merupakan komandan Korps Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang tak lain juga sebagai salah satu orang terkuat di Iran.

Baca Juga: Jenderal Iran Qassem Soleimani Tewas dalam Serangan Udara AS

1. Kementerian Pertahanan dan unit militer Israel bersiaga

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri untuk Pemerataan Sosial Gila Gamliel (ki) dan Sekretaris Kabinet Tzachi Braverman (ka) menghadiri rapat kabinet mingguan di kantor Netanyahu di Yerusalem, pada 1 Desember 2019. ANTARA FOTO/Abir Sultan/Pool via REUTERS

Kantor Perdana Menteri mengatakan kepada media bahwa para menteri di kabinet Netanyahu dilarang untuk memberikan wawancara atau berkomentar apa pun terkait pembunuhan Soleimani. Sedangkan Netanyahu dikabarkan terus menerima kabar terbaru soal perkembangan situasi di kawasan.

Israel pun melakukan sejumlah langkah antisipasi. Menteri Pertahanan Naftali Bennett disebut langsung mengevaluasi kondisi terkini dengan jajaran militer di Tel Aviv. Karena khawatir adanya serangan, sebuah resort ski di dekat perbatasan dengan Suriah pun ditutup. Begitu juga dengan tujuan wisata serupa di Dataran Tinggi Golan.

2. Kementerian Luar Negeri Israel meningkatkan pengamanan

Suasana hotel Walled Off dan bagian dari dinding Israel di Betlehem di wilayah pendudukan Israel, Tepi Barat, pada 22 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma

Di saat bersamaan, muncul laporan bahwa Kementerian Luar Negeri memerintahkan peningkatan pengamanan di berbagai kedutaan serta misi Israel di seluruh dunia. Alasannya sama, karena pemerintah mengkhawatirkan ada aksi-aksi balas dendam kepada Israel mengingat negara itu tak hanya menjadi musuh Iran, tapi juga merupakan aliansi Amerika Serikat di Timur Tengah.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Yisrael Katz mengatakan kepada Army Radio bahwa negaranya mungkin saja jadi sasaran Iran. "Ada kemungkinan itu -- peluangnya tak tinggi, tapi ada -- bahwa Iran bisa melukai Israel dan menarik kita ke dalam [kekacauan]. Perlu diperjelas kepada mereka bahwa kami akan merespons dengan kekuatan besar terhadap serangan apa pun," tuturnya.

3. Iran menjanjikan balas dendam atas kematian Soleimani

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berpidato saat pertemuan di Tehran, Iran, pada 1 Januari 2020. ANTARA FOTO/Official Khamenei website/Handout via REUTERS

Sejumlah orang penting di Iran memberikan pernyataan resmi mereka setelah kematian Soleimani. Melalui Twitter, Menteri Luar Negeri Javad Zarif menyebut tindakan Amerika Serikat "ceroboh" dan negara itu harus "bertanggung jawab".

"Aksi terorisme internasional yang dilakukan Amerika Serikat, menargetkan dan membunuh Jenderal Soleimani -- orang paling efektif dalam memerangi Daesh (ISIS), Al Nusrah, Al Qaeda dan sebagainya -- sangat berbahaya dan adalah eskalasi yang ceroboh. Amerika Serikat bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari petualangan liar ini," cuitnya.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei pun mendengungkan adanya aksi balas dendam. Selama ini, Iran mengategorikan Amerika Serikat dan Israel sebagai musuh utama. "Semua musuh harus tahu bahwa jihad perlawanan akan berlanjut dengan motivasi berlipat ganda, serta kemenangan mutlak menanti para pejuang dalam perang suci," tutur Khamenei, seperti dilansir Reuters.

Baca Juga: Berpotensi Perang, Serangan Trump ke Iran Terjadi Tanpa Izin Kongres

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya